Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Sangka Bertanam Sayur Mampu Menyelamatkan Pengusaha Hotel di Tengah Pandemi

Kompas.com - 16/10/2020, 08:46 WIB
Markus Makur,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Maria Sedis (36), Wakil Ketua Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Paroki Tilir, Kristina Anut (43), dan Vantiana Jemina (37) merupakan tiga wanita di Kampung Tilir, Desa Benteng Riwu, Kecamatan Borong, yang mencoba mengolah lahan kering untuk ditanami berbagai jenis sayura dan cabai.

Kampung Tilir ini terletak di pedalaman Kabupaten Manggarai Timur.

Sedis menceritakan awalnya di Paroki ada seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE).

Lalu Pastor Paroki, Pastor Ferry Rusmiadin memberikan kepercayaan kepada ketiganya untuk menjadi pengurus bahkan menduduki posisi sebagai wakil ketua.

Pastor juga memberikan kepercayaan kepada mereka untuk mengolah lahan kering di samping rumah pastoran untuk diolah dengan berbagai tanaman sayur.

"Kami terima kepercayaan itu," jelasnya di Pastoran Tilir awal Oktober saat Kompas.com mengunjungi lahan sayur tersebut.

Ketiga wanita ini juga membuat pupuk bokashi dengan dedaunan ditambah dengan kotoran kambing.

Kemudian, mereka menggali lubang untuk diisi dengan pupuk. Benihnya disemai kemudian ditanami sawi, picai, dan cabai, serta tanaman jagung.

"Awalnya kami tak percaya diri. Namun, semangat kami sangat terasa ketika sayurnya yang kami tanam membuahkan hasil. Kami dapat upah harian Rp 50.000 tiap hari. Hasil penjual sayur dan cabai sangat memuaskan," ujar Sedis.

"Kami pernah mendapatkan pendapatan dari jual sayur sekali musim panen senilai Rp 12 juta, itupun jualnya di sekitar kampung. Pendapatan itu belum termasuk jual cabai karena saat ini masih berlangsung musim panen," jelasnya.

Adapun pemasaran sayur dan cabai dibantu oleh Pastor Paroki.

Selain itu sayur juga dijual dengan mendatangi pelanggan dari rumah ke rumah. Ada juga yang membeli langsung di kebun.

Usaha di tengah pandemi

Ketiga wanita ini mengaku memanfaatkan masa lockdown di untuk mengolah lahan.

Hal itu dilakukan karena mau tidak mau mereka harus bertahan hidup di tengah pandemi.

"Kami memanfaatkan masa lockdown beberapa bulan untuk mengolah lahan dengan menanam berbagai jenis sayur, cabai, dan jagung," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com