Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Sangka Bertanam Sayur Mampu Menyelamatkan Pengusaha Hotel di Tengah Pandemi

Kompas.com - 16/10/2020, 08:46 WIB
Markus Makur,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Sayuran yang ditanam rusak dan akhirnya gagal panen.

"Saat memasuki September 2020 dengan cuaca panas 40 derajat celcius serta kesulitan air, maka tanaman sayur di kebun gagal di produksi. Saya dan keluarga berusaha keras dengan siram pagi dan sore, tapi sayurnya rusak," jelasnya.

Pemasaran lewat media sosial

Dola menjelaskan, Facebook dan WhatsApp menjadi media pemasaran yang ampuh di tengah pandemi Covid-19.

Teknologi digital sangat memudahkan untuk penjualan sayur di waktu lockdown.

"Bulan Juni-Agustus 2020, karena pemasaran lewat teknologi banyak warga yang langsung membeli sayur di kebun. Saya dan keluarga tidak bawa ke pasar karena menaati protokol kesehatan yang ditegaskan pemerintah," jelasnya.

Mencari peluang

Alih profesi tidak hanya dilakukan Dola. staf Hotel Ecolodge Labuan Bajo Maria Alfensia Surni juga melakukan hal yang sama.

Saat dihubungi, Surni menceritakan pandemi Covid-19 benar-benar membuat tamu hotel sepi.

Merasakan kondisi yang serba sulit, akhirnya Maria mencari peluang. Salah satunya dengan menanam sayur.

Usaha baru ini dijalani Surni pada Juni. Selain menjual sayur, dirinya juga menjual buah nanas lewat media online, baik Facebook maupun di grup WA.

"Teknologi yang canggih memudahkan saya memasarkan hasil usaha, baik tanaman sayur maupun buah-buahan. Saya memanfaatkan teknologi untuk hal baik dan memasarkan produk-produk dari olahan di kebun," jelasnya.

Selain warga biasa, sayur dan buah yang dijual Surni juga dibeli pelaku pariwisata hingga untuk kebutuhan kapal pesiar di Labuan Bajo.

Harus bangkit dan produktif

Surni tak berhenti dengan menanam sayuran. Kini Surni merambah ke pembuatan kripik pisang dan singkong.

Selain karena diminati, bahan baku singkong cukup murah di pasaran. 

Lagi-lagi pemasarannya lewat media sosial.

"Saat ini saya belajar dari media YouTube untuk olah keripik pisang dan singkong. Harga singkong dengan bahan mentah sangat murah. Pemasarannya lewat media sosial Facebook dan WhatsApp," ujar Surni.

Manfaatkan lahan kosong

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com