Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyerangan Syekh Ali Jaber, Polisi Temukan Unsur Kebencian, Pengamat: Ada Indikasi ke Kelompok Radikal

Kompas.com - 18/09/2020, 16:15 WIB
Rachmawati

Editor

Kendati demikian, polisi akan terus mendalami motif pelaku untuk memastikan ada-tidaknya kaitan dengan jaringan terorisme dengan supervisi dari Densus 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) termasuk tim psikiater Pusdokes Polri untuk memeriksa kejiwaan tersangka.

Baca juga: Menurut Rekonstruksi, Penusuk Syekh Ali Jaber Berencana Membunuh

"Karena kami tidak yakin bahwa pelaku dalam kondisi terganggu jiwanya. Karena dia sadar melakukan itu [penusukan]."

Senada dengan Polda Lampung, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar, menyatakan sejauh ini tidak ditemukan keterkaitan dengan jaringan teror dan radikalisme.

"Termasuk kita juga menelusuri jejak digitalnya apakah yang terkait pernah ada komunikasi atau menyampaikan atau penyebarluasan hal-hal terkait masalah radikal, intoleran. Kita masih belum mendapat hal yang mengarah ke sana," kata Boy Rafli.

Baca juga: Mahfud MD: Polanya Selalu Sama, Ada Kemungkinan Penusuk Syekh Ali Jaber Terorganisasi

Pengamat terorisme: Hanya kelompok JAD yang benci terhadap ulama

Namun demikian pengamat terorisme, Ridlwan Habib, mengatakan motif kebencian dalam diri pelaku terhadap Syekh Ali Jaber patut diduga mengarah kepada kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Pasalnya kelompok JAD kerap melakukan penyerangan terhadap ulama yang menganjurkan persatuan dan perdamaian.

"Karena hanya kelompok JAD yang benci terhadap ulama yang menganjurkan persatuan. Bagi mereka hal itu sudah keluar dari ajaran Islam dan boleh diserang," tutur Ridlwan Habib saat dihubungi BBC.

Baca juga: Gelar Pra-rekonstruksi Penusukan Syekh Ali Jaber, Jalan 2 Km Sekitar TKP Ditutup

Karena itu ia menyarankan kepolisian agar menggali lebih dalam apakah insiden tersebut hanya sebatas tindak kriminal murni atau tidak.

"Itu harus dicek apakah ada interaksi dengan JAD," sambungnya.

Sejauh pengamatan Ridlwan, Syekh Ali Jaber dikenal sebagai ulama yang moderat dan selalu menyuarakan toleransi dan persatuan.

Ulama yang mulai berdakwah di Indonesia dan resmi menjadi Warga Negara Indonesia pada tahun 2012 ini juga pernah diundang oleh Presiden Jokowi pada Februari tahun lalu.

Setelah insiden penusukan terjadi, sejumlah pejabat seperti Menkopolhukam Mahfud MD dan Kepala Staf Presiden Moeldoko mengunjunginya.

Baca juga: Terkait Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber, Mahfud MD: Sakit Jiwa atau Tidak, Biar Hakim yang Tentukan

Seperti apa kronologi penusukan Syekh Ali Jaber?

Tersangka penusukan Syekh Ali Jaber, AA (24) digiring aparat kepolisian di Mapolresta Bandar Lampung, Senin (14/9/2020).KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA Tersangka penusukan Syekh Ali Jaber, AA (24) digiring aparat kepolisian di Mapolresta Bandar Lampung, Senin (14/9/2020).
Peristiwa penyerangan terhadap Syekh Ali Jaber terjadi di Masjid Falahuddin yang berlokasi di Kecamatan Teluk Karang Barat, Bandar Lampung.

Kehadiran Syekh Ali Jaber di sana, kata Juru Bicara Polda Lampung, Zahwani Pandra Arsyad, dalam agenda menghadiri acara Wisuda Tahfidz Al Quran yang digelar pada Minggu (13/9/2020).

Insiden itu terjadi ketika Syekh Ali Jaber hendak berfoto bersama seorang santri dan orang tuanya di atas panggung.

Baca juga: Kamis, Polisi akan Gelar Rekonstruksi Penusukan Syekh Ali Jaber

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com