NAGEKEO, KOMPAS.com - Sebanyak 60 ekor babi di Desa Aeremo, Kecamatan Asesa, Kabupaten Nagekeo, NTT, mati mendadak.
Helena Minggus, warga Desa Aeremo mengatakan, kematian babi di wilayahnya itu terjadi sejak minggu lalu.
"Sejak minggu lalu sampai hari ini babi milik warga ada terus yang mati. Tidak tahu kena apa," kata Helena, kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Rabu (16/9/2020).
Helena menuturkan, selama ini, memang petugas Dinas Peternakan Nagekeo pernah mengecek kondisi babi di desa tersebut.
Baca juga: Karyawati Bank di Tuban Ini 3 Kali Jadi Korban Remas Payudara
Petugas dinas memberikan vaksin semua babi, tetapi tidak ada perubahan.
Helena melanjutkan, jumlah babi milik warga yang mati terus meningkat.
"Harapannya Dinas Peternakan bisa turun ke lokasi cek semua kondisi babi. Takutnya jumlah babi yang mati terus bertambah," tutur Helena.
Plt Kadis Perternakan Kabupaten Nagekeo, Apolinaris Meo, menuturkan, sejak Agustus lalu, pihaknya aktif memberi edukasi dan memberi vaksin babi milik masyarakat agar tetap sehat.
Apolinaris mengatakan, puluhan babi yang mati saat ini bukan karena virus demam babi afrika.
Baca juga: 6.919 Ternak Babi Mati Diserang Virus ASF, Pemkab Belu Harap Bantuan Segera Turun
"Yang mati hari ini itu diagnosanya terinfeksi bakteri stretococus. Kebanyakan babi-babi yang mati itu dilepas dan diberikan makanan sisa terutama yang basi," kata Apolinaris, kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Rabu malam.
Apolinaris mengimbau, kepada masyarakat agar jika ada gejala tidak seperti biasanya pada babi, segera melaporkan kepada petugas kesehatan hewan Dinas Peternakan Nagekeo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.