KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak 6.919 ternak babi di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), mati akibat flu babi Afrika (ASF).
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Belu Nikolaus Umbu Birri mengatakan, ribuan babi yang mati itu tersebar di seluruh kecamatan di kabupaten yang berbatasan langsung dengan Timor Leste itu.
Baca juga: 2.000 Babi di Sumba Timur Mati, Diduga Diserang Flu Babi Afrika
"Jumlah ternak babi 6.919 yang mati tersebut milik 1.772 orang peternak," ungkap Nikolaus saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/7/2020) malam.
Jumlah kematian ternak babi itu tercatat sejak Januari hingga pertengahan Juli 2020.
Menurut Nikolaus, tak ada lagi ternak babi yang mati beberapa dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Dinas Peternakan Belu itu menyebut, Februari dan Maret merupakan periode puncak kematian ternak babi di Belu.
Jumlah kematian ternak babi mulai berkurang pada April 2020.
Angka kematian ternak babi tertinggi terdapat di empat kecamatan, yakni Kecamatan Atambua Selatan, Atambua Barat, Tasifeto Barat, dan Tasifeto Timur.
Baca juga: 878 Babi di Palembang Terserang ASF, Dokter Sebut Masih Layak Konsumsi
Nikolaus mengatakan, kasus kematian babi tersebut telah dilaporkan ke pemerintah pusat. Ia berharap para peternak segera mendapatkan bantuan untuk mengantisipasi penyebaran virus ASF.
"Sampai sekarang belum ada informasi bantuannya, tapi laporannya kami sudah sampaikan ke tingkat pusat," jelas Nikolaus.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.