Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2.000 Babi di Sumba Timur Mati, Diduga Diserang Flu Babi Afrika

Kompas.com - 16/07/2020, 13:16 WIB
Kontributor Sumba, Ignasius Sara,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

WAINGAPU, KOMPAS.com - Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Timur, NTT, Yohanis Radamuri mengatakan, 2.000 ternak babi di wilayah itu mati diduga akibat penyakit flu babi afrika atau african swine fever (ASF).

Jumlah itu tercatat sejak Maret hingga pertengahan Juli 2020. Dua ribu ternak yang mati itu tersebar hampir di semua kecamatan di Sumba Timur.

Yohanis mengungkapkan, Kecamatan Lewa tercatat dengan angka kematian tertinggi berdasarkan data yang ada di Dinas Peternakan Sumba Timur.

Kemudian, disusul Kecamatan Kota Waingapu, Kecamatan Kambera, Kecamatan Wulla Waijelu, dan beberapa kecamatan lainnya.

Baca juga: Ratusan Babi di Ende Mati Diserang Flu Babi Afrika

“Awalnya, kami mengira bahwa kematian babi disebabkan oleh penyakit colera. Karena itu, kami dari Dinas Peternakan melakukan vaksinasi," kata Yohanis, kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Kamis (16/7/2020).

Yohanis melanjutkan, babi yang mati di Sumba Timur memiliki gejala limpah membengkak, suhu badan tinggi, tidak mau makan, kemerahan pada kulit, muntah, dan diare.

Berdasarkan penampakan klinis tersebut dan jumlah kematian yang sangat tinggi, dugaan pihaknya mengarah ke ASF.

“Untuk memastikan penyebab kematian ribuan babi tersebut, pemerintah kini sedang mengambil sampel. Sampel akan dikirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar untuk uji laboratorium”, ujar Yohanis.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com