Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

878 Babi di Palembang Terserang ASF, Dokter Sebut Masih Layak Konsumsi

Kompas.com - 14/07/2020, 15:46 WIB
Aji YK Putra,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PHDI) Sumatera Selatan memastikan bahwa 878 ekor babi yang mati di Palembang, positif terkena demam babi afrika atau African swine fever (ASF).

Hal tersebut diketahui setelah PHDI Sumsel melakukan uji sampel di Balai Veteriner Lampung.

Ketua PHDI Sumsel Jafrizal mengatakan, meskipun positif terpapar ASF, ratusan babi tersebut masih layak dikonsumsi.

Baca juga: Kabupaten Pesisir Selatan Akhirnya Hentikan Sekolah Tatap Muka di SD

Sebab, virus ASF hanya menularkan penyakit ke babi dan tidak kepada manusia.

"ASF ini bukan penyakit menular ke manusia, tetapi ke kawanan hewan babi saja. Apabila terinfeksi, terus dipotong, masih bisa dikonsumsi. Tinggal dimasak dengan baik. Jadi jangan takut orang-orang untuk mengonsumsinya," kata Jafrizal saat dihubungi, Selasa (14/7/2020).

Menurut Jafrizal, konsumsi daging babi yang terjangkit demam babi Afrika tidak akan berdampak negatif pada tubuh manusia.

Jafrizal mengatakan, untuk mengantisipasi penyebaran virus ASF, mereka akan memberikan rekomendasi pengetatan, baik bibit maupun daging babi ketika masuk ke Palembang.

Selain itu, seluruh kandang babi yang ada di Palembang juga akan disemprot dengan disinfektan.

"Harus dapat dipastikan babi itu sehat ketika masuk ke Palembang dan izinnya harus diperketat. Selama ini babi yang masuk ke Palembang berasal dari Lampung dan Sumatera Utara," ujar Jafrizal.

Baca juga: Video Viral Rumah Bisa Bergerak dan Berpindah Tempat, Ini Faktanya

Sementara itu, menurut Jafrizal, sampai sejauh ini belum ada babi yang terkena virus H1N1 atau flu babi yang berasal dari China.

"Sejauh ini belum ada kita temukan babi yang terpapar H1N1. Virus itu yang lebih kita takutkan, karena dapat menyerang hewan lain seperti ayam," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 878 ekor babi yang berada di peternakan Palembang, Sumatera Selatan, dilaporkan mati mendadak sejak dua bulan terakhir.

Kematian ratusan babi tersebut akibat terkena virus demam babi Afrika.

Awalnya, PHDI curiga lantaran ampas tahu mengalami lonjakan dalam beberapa waktu terakhir.

Adapun, ampas tahu tersebut merupakan pakan babi yang biasa digunakan oleh peternak.

Dari temuan itu, mereka langsung melakukan penelusuran ke peternakan babi di beberapa tempat, yakni di Talang Buruk, Kecamatan Alang-Alang Lebar; Talang Keramat, Sei Hitam, Kecamatan Ilir Barat Satu, Palembang; dan Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin.

PHDI kemudian menemukan ada 878 babi yang mati mendadak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com