Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Orangtua Korban Pelecehan Seksual di Sleman yang Laporannya Menggantung

Kompas.com - 10/09/2020, 13:59 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Mendengar cerita dari anaknya tersebut, Y dan suaminya E melaporkan kejadian tersebut ke Polres Sleman.

Selain itu juga membawa anaknya ke beberapa psikolog untuk visum et repertum sebagai alat bukti dan sekaligus konseling.

"Anak saya di psikolog berapa kali pun tetap dengan cerita yang sama. Hati saya teriris setiap kali anak saya menceritakan kejadian itu," ucapnya.

Baca juga: Polisi Butuh 3 Bulan Lengkapi Berkas Kasus Predator Seksual Anak di Gereja Herkulanus Depok

Hasil visum dari salah satu rumah sakit di Sleman, menyatakan jika korban mengalami depresi ringan.

"Apakah dengan anak saya depresi ringan, anak saya tidak dapat keadilan. Saya ingin mendapatkan keadilan," urainya.

Y mengungkapkan setelah dilecehkan, anaknya sempat tidak bisa tidur.

Bahkan anaknya juga susah untuk makan. Agar mau makan, bahkan harus disuapi.

Saat ini Y memilih mengungsikan anaknya ke tempat saudara.

Sebab pria yang diduga pelaku masih sering lewat depan rumahnya. Setiap kali melihat pria tersebut, anaknya langsung berlari ketakutan.

"Adek itu kalau lihat (diduga pelaku) langsung lari masuk, kan (diduga pelaku) sering lewat sini. Karena itu dari Agustus saya ungsikan, berpindah-pindah tempat," tandasnya.

Baca juga: 3 Polwan Korban Dugaan Pelecehan Minta Kasat Reskrim Polres Selayar Diproses Hukum

Sementara itu, ayah korban, E (51) sudah membuat laporan ke Polres Sleman pada 15 Juli 2020. Laporan itu bernomor STTLP/444/VII/2020/DIY/Sleman.

"Visum forensiknya itu dua minggu lebih, hasil visumnya negatif karena tidak ada penetrasi. Visum et repertum itupun dua minggu, untuk hasil visum saja kami harus menunggu empat mingguan dan itu satu kali periksa," ungkapnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com