SEMARANG, KOMPAS.com - Seorang nenek berusia 75 tahun tinggal sebatang kara selama 30 tahun di gubuk reyot yang dibangun di emperan bekas pertokoan.
Mbah Sriah namanya.
Rumah terbuat dari terpal berukuran 1 meter x 2 meter dengan tinggi sekira 2,5 meter di Kampung Purwodinatan, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang.
Di usia senjanya sang nenek yang tidak bisa berjalan ini tinggal di gubuk beralaskan tanah ditemani empat ekor kucing kesayangannya.
Kucing-kucing peliharaannya itu masing-masing diberi nama Apuk, Manis, Sireng dan Penceng.
Baca juga: Kisah Mbah Riyem Hidup Sebatang Kara, 50 Tahun Jalan Kaki Berjualan Kerupuk
Tak hanya empat kucingnya, dia juga kerapkali berbaik hati memberi makan kucing-kucing liar yang hidup di sekitar perkampungan.
"Semua kucing di sekitar sini kalau ada makan saya kasih semua," katanya seraya memberi makan kucing-kucingnya.
Mbah Sriah setiap hari mengais rezeki dengan cara memunggut sampah di TPS Petudungan di seberang tempat tinggalnya.
Hasilnya yang tak seberapa digunakannya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan memberi makan kucing.
Padahal, dari bekerja mengumpulkan sampah dia hanya mendapatkan uang sebesar Rp 30.000-Rp 50.000 sehari.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.