Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UGM Temukan Mutasi Covid-19 di Jawa Tengah dan Yogyakarta

Kompas.com - 02/09/2020, 10:45 WIB
Wijaya Kusuma,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan  (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan tim berhasil mengidentifikasi Whole Genome Sequencing (WGS) empat isolat dari Yogyakarta dan Jawa Tengah dan telah dipublikasikan di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), tiga di antaranya mengandung mutasi D614G.

Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM Gunadi mengatakan, saat ini mutasi D614G pada virus SARS-CoV-2 yang mempunyai daya infeksius 10 kali lebih tinggi telah tersebar hampir di seluruh pelosok dunia.

"77,5 persen dari total 92.090 isolat mengandung mutasi D614G," ucap Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, Gunadi, dalam keterangan tertulis Humas UGM, Selasa (1/09/2020).

Baca juga: Penularan Covid-19 di Yogyakarta Banyak Terjadi di Lingkungan Keluarga

Sedangkan di Indonesia sudah dilaporkan sebanyak 9 dari 24 isolat yang dipublikasi di GISAID mengandung mutasi D614G. Sepertiganya terdeteksi di dua provinsi di Pulau Jawa.

“Ini sepertiganya terdeteksi di Yogyakarta dan Jawa Tengah," urainya.

Gunadi menambahkan, data dari Indonesia ini masih jauh dari ideal dibandingkan data dunia. Terutama untuk kepentingan data persebaran virus di populasi (epidemiologi), pengembangan vaksin dan/atau terapi Covid-19 di dunia, khususnya di Indonesia.

Namun demikian, dengan fakta terdeteksinya virus SARS-CoV-2 dengan mutasi D614G di Indonesia ini sudah seharusnya semua pihak lebih disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan.

Jumlah terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia sampai Senin (1/9/2020) sebesar 25.590.934 kasus. Kematian sebesar 853.415 kasus.

Baca juga: Warung Soto di Yogyakarta yang Jadi Kluster Covid-19 Disebut Abai Protokol Kesehatan

Sedangkan di Indonesia sejak diumumkannya pasien pertama Covid-19 pada bulan Maret 2020, per tanggal 31 Agustus 2020, terdapat 174.796 kasus Covid-19 (urutan 23 terbanyak di dunia) dengan 7.417 pasien meninggal.

Sayangnya, data WGS SARS-CoV-2 dari Indonesia yang dipublikasi di GISAID sangat minim yaitu 24 full-genomes dibandingkan 92.090 full-genomes dari seluruh dunia (1 September 2020).

Padahal, data WGS sangat penting untuk mengetahui epidemiologi (persebaran) virus termasuk jenis mutasi (clade) nya di masyarakat, hubungannya dengan derajat keparahan pasien Covid-19, pengembangan vaksin dan/atau terapi Covid-19 di masa yang akan datang, khususnya di Indonesia.

"Dengan begitu data WGS dari isolat Indonesia merupakan suatu keharusan dan bentuk kemandirian jati diri bangsa Indonesia,"pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com