Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Usai Menganiaya, Tersangka Memanggil Petugas: Pak, Ada Tahanan yang Lemas"

Kompas.com - 01/09/2020, 05:36 WIB
Pythag Kurniati

Editor

 

"Pak, ada tahanan yang lemas.."

Penganiayaan diduga dilakukan oleh tahanan lain seusai GKR diperiksa oleh polisi dan berada di ruang tahanan.

Kasat Reskrim Polres Sorong Kota AKP Misbhacul Munir mengemukakan, GKR disebut tewas karena dianiaya oleh tahanan lain berinisial C.

Menurut polisi, tahanan tersebut telah mengakui perbuatannya.

Bahkan setelah menganiaya, tahanan tersebut sempat memanggil petugas piket sekitar pukul 22.30 WIT.

"Usai menganiaya korban hingga tak sadarkan diri, tersangka sempat memanggil petugas piket jaga, Pak.. Pak, ada tahanan yang lemas," kata Misbhacul.

"Korban kemudian dibawa ke rumah sakit sudah meninggal dunia. Saat ini polisi sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut. Satu tersangka inisial C sudah mengakui perbuatannya," papar dia.

Berdasarkan CCTV ruang tahanan yang kemudian dicek oleh petugas piket, tahanan C itu melakukan penganiayaan pada dada dan wajah GKR berulang-ulang.

Baca juga: Tak Terima Adik Ipar Ditembak dan Tewas Dianiaya di Tahanan Polres, Edo Kondologit: Memang Polisi Ini Hakim?

Edo Kondologit emosi

 Viral di media sosial penyanyi sekaligus politisi PDI-P Edo Kondologit marah-marah di kantor polisi. Dari captio video yang diunggah akun Facebook Bob Priyo Husodo, Edo disebut marah karena adik iparnya tewas dengan luka penganiayaan di kantor polisi. Tangkapan layar Viral di media sosial penyanyi sekaligus politisi PDI-P Edo Kondologit marah-marah di kantor polisi. Dari captio video yang diunggah akun Facebook Bob Priyo Husodo, Edo disebut marah karena adik iparnya tewas dengan luka penganiayaan di kantor polisi.
Mengetahui kejadian yang menimpa adik iparnya, Edo tak tinggal diam.

Edo menuntut keadilan atas kematian adik iparnya. Video Edo emosi perihal peristiwa itu, viral di media sosial.

"Kita menuntut keadilan, kaluarga akan proses ini. Kita akan menuntut Propam, menuntut Polda, Polsek," kata dia.

Ada beberapa hal yang menurutnya tak dapat diterima dalam kejadian ini.

Antara lain perihal alasan kepolisian menembak kaki adik iparnya supaya tak melarikan diri.

"Di dalam polres ya bukan dI luar. Masih diproses, ditembak itu alasan mau melarikan diri. Melarikan diri bagaimana, ditembak itu kedua kakinya," kata Edo dikutip dari Tribunnews.com, Senin (31/8/2020).

"Alasannya apa, seberat apa emang pelanggarannya sampai ditembak dua begitu, memang polisi ini hakim, enggak bisa begitu," tegas dia.

Ia mempertanyakan tanggung jawab pihak kepolisian dalam kasus GKR.

"Berbelit-belit, mereka enggak pernah terbuka kok. Mereka alasan (dianiaya) karena tahanan. Loh tahanan ngehajar dibiarin? Tahanan kan dalam pengawasan kalian, ada CCTV kok, terus kalian biarkan, kalian mau cuci tangan?" ucap Edo.

"Karena yang menyebabkan darahnya banyak itu dianiaya tahanan ya pasti orang mati lah. Dari pagi belum makan, dia belum makan, juga pengaruh narkoba, minuman keras, kalian aniaya seperti begitu," jelas Edo.

Baca juga: Polisi Sebut Adik Ipar Edo Kondologit Tewas Dianiaya Tahanan, Luka Tembak karena Coba Kabur

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com