Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bercelana Loreng dan Berambut Gimbal, Mantan TNI Bunuh Staf KPU Yahukimo

Kompas.com - 29/08/2020, 06:26 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kematian staf KPUD, Hendry Jovinski di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo pada 11 Agustus 2020 mulai terungkap.

Setelah lebih dari dua pekan, polisi berhasil mengungkap identitas pelaku pembunuhan.

Menurut Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw pelaku adalah seorang pecatan TNI yang terlibat kasus penjualan amunisi. Saat melakukan pembunuhan, pelaku bercelana loreng dan berambut gimbal.

"Untuk tersangka sementara belum tertangkap. Namun, sudah ada indikasi kuat terhadap pelaku yang atas nama Ananias Yalak alias Senat Soll. Ciri-ciri pelaku didapatkan dari hasil pemeriksaan saksi berinisial KM." ujar Paulus melalui rilis, Jumat (28/8/2020).

Baca juga: Ini Identitas Mantan Prajurit TNI Pembunuh Staf KPU Yahukimo

Pelaku saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah masuk dalam daftar pencarian orang Polres Yahukimo.

Kasus penjualan amunisi yang melibatkan anggota TNI tersebut terjadi pada 4 Agustus 2018 lalu. Kala itu oknum anggota TNI, Pratu DAT ditangkap karena menjual amunisi pada KKB.

Tak sendiri, Pratu DAT bekerjasama dengan dua rekannya yakni Pratu O dan Pratu M.

Setelah menjalani sidang militer, ketiga oknum tentara tersebut divonis bersalah dan dijatuhi hukuman pemecatan ditambah penahanan dengan waktu yang berbeda.

Baca juga: Pembunuh Staf KPU Yahukimo Ternyata Mantan Prajurit TNI yang Jual Amunisi ke KKB

Dibacok di atas jembatan

Hendry Jovinski, staf KPU Yahukimo meninggal dunia dibacok orang tak dikenal di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua, pada Selasa (11/8/2020) siang.

Saat itu Hendry bersama rekannya berinisial KM berboncengan mengendarai sepeda motor dalam perjalanan kembali ke Dekai.

Mereka baru kembali mengantar obat untuk rekannya, KP.

Setelah melintasi Jalan Gunung, tepat di atas Jembatan Kali Teh, KM dan korban diadang oleh seorang pria bercelana loreng dan berambut gimbal memegang dua pisau/sangkur.

Pria itu menanyakan asal serta KTP keduanya. Saat menerima KTP Hendry, pelaku berjalan ke arah belakang korban dan langsung menusuk punggung korban.

Baca juga: Detik-detik Yausan Dibunuh Orang Tak Dikenal di Yahukimo, Papua

Beberapa bulan sebelum meninggal, Henry Jovinski (25) pernah pulang ke kampung halamannya di Banyumas karena ada gangguan keamanan di tempatnya bekerja.

"Kata dia panah berterbangan, kantor dibakar, laptopnya dibanting. Dia pulang ke sini memang tanpa izin. Di rumah tiduran dia ngringkuk, 'aku takut Mah takut'. Kejadiannya enam atau tujuh bulan sebelum ini," kata ibu Henry, Vivin Monika di Banyumas, JUmat (21/8/2020).

Sang anak juga mengaku pernah ketakutan karena diludahi saat beli handuk.

Namun selang beberapa waktu, Henry kembali ke Papua karena dipanggil oleh kantor.

Baca juga: OTK Kembali Berulah di Yahukimo, Seorang Warga Tewas dengan Luka Bacok

Menurut pengakuan Henry, kata Vivin, selama bekerja kerap ditanya asal usulnya oleh orang tidak dikenal.

"Sering ditanya 'kamu orang mana', dia tinggi, putih, namanya juga Henry Jovinsky, orang mana, orang mana, sering (ditanya) gitu di sana. Kalau tahu begitu, mending enggak usah berangkat lagi ke sana, mending kerja di Banyumas jadi apa saja," kata Vivin.

Namun menurut Vivin, anaknya selalu meyakinkan orangtuanya bahwa kondisinya baik-baik saja.

"Bodohnya saya tidak melaporkan, karena Henry menutup akses, enggak ada nomor HP teman dan rekan KPU mana pun. Saya pernah minta supaya dikasih nomor HP temannya, tapi tenang saja katanya," ujar Vivi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dhias Suwandi | Editor: David Oliver Purba, Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com