Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Dipamiti, Sang Ibu Pingsan, Putranya Pulang Tak Bernyawa Saat Mendaki Gunung Bawakaraeng

Kompas.com - 19/08/2020, 07:11 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Betapa terkejutnya Nur Jannah (44) dan suaminya Hafid (49) mendengar kabar putranya telah tiada ketika mendaki Gunung Bawakaraeng di Kabupaten Gowaa, Sulawesi Selatan.

Putra mereka yang bernama Wawan Kurniawan (16) mendaki lantaran ingin merayakan HUT ke-75 RI di gunung tersebut.

Kabar duka mengenai Wawan disampaikan salah seorang rekan anaknya tepat di hari kemerdekaan, Senin (17/8/2020) sekitar pukul 15.00 Wita.

Padahal, beberapa hari yang lalu, sang anak baru saja berpamitan pada ibundanya.

Tak kuat menahan rasa terkejutnya, sang ibu, Nur Jannah pingsan mendengar kabar duka tersebut.

Baca juga: Kisah Pendaki Wawan, Rayakan HUT Kemerdekaan di Gunung Bawakaraeng, Hipotermia dan Meninggal

Berpamitan pada ibunda hendak mendaki

Ilustrasi mendaki gunungjankovoy Ilustrasi mendaki gunung
Ayah Wawan, Hafis (49), telah memastikan bahwa jenazah yang dimaksud memang benar-bernar adalah putranya.

"Saat tiba di lokasi dan membuka kantong jenasah. Ternyata benar anak saya meninggal dunia. Saya sangat sedih ditinggalkan," tutur Hafis pilu.

Menurutnya, sebelum pergi mendaki, sang anak sempat berpamitan kepada ibunya.

Wawan bahkan sempat mengantar ibunya ke kebun, sebelum mereka berpisah untuk selama-lamanya.

"Memang anak saya itu tidak pamit (pada ayahnya) saat mau pergi mendaki. Hanya pamit sama ibunya," kata Hafis, Selasa (18/8/2020).

Wawan pun berangkat pada pukul 17.00 Wita menggunakan sepatu sang ayah.

"Saya pulang di rumah dan mencari sepatu dinas ternyata sudah tidak ada. Dan sepatu itu dipakai Wawan pergi mendaki," ujar Hafis.

Baca juga: Pendaki yang Tewas di Gunung Bawakaraeng Sempat Pamit dengan Ibunya

Ilustrasi Pendaki Gunung.Shutterstock Ilustrasi Pendaki Gunung.

Mengalami hipotermia

Humas Basarnas Makassar Hamsidar menjelaskan, Wawan meninggal dunia lantaran mengalami hipotermia.

Padahal, sejak pertama mendaki bersama teman-temannya pada 12 Agustus 2020, kondisinya sehat.

Hipotermia sempat membuat tubuh Wawan lemah dan harus mendapatkan pertolongan dari tim SAR pada Minggu (16/8/2020). Saat itu, pendaki Wawan berada di pos 9.

"Setelah Wawan membaik dari hipotermia dan akan dibawa turun oleh tim gabungan Wawan menolak, dan besok Senin baru mau turun dari gunung," kata Hamsidar.

Baca juga: Misteri 31 Jam Pendaki Hilang di Gunung Guntur, Ditemukan Nyaris Telanjang di Sumber Mata Air oleh Penjaga Parkir

Rupanya Wawan kemudian meninggal ketika berada di pos 10, setelah melanjutkan pendakian. Hamsidar mendapatkan kabar tersebut saat Subuh.

Tim SAR pun kemudian bergerak mengevakuasi jasad Wawan.

Lantaran medan yang terjal, tim harus berhati-hati membawa tubuh Wawan menuruni Gunung Bawakaraeng.

Jasadnya kemudian diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Bulukumba, Nurwahidah | Editor : Dony Aprian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com