Arif Rahman Hakim, seorang kepala desa di Tuban, Jawa Timur mengamuk usai mengetahui warganya sakit dan muntah-muntah usai mengonsumsi daging bantuan dari program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).
Lebih terkejut lagi, saat dicek ternyata daging tersebut sudah busuk dan beraroma tak sedap.
Arif pun seketika mendatangi lokasi penyalur bantuan.
Ia juga spontan mengamuk dan membuang daging-daging busuk yang hendak disalurkan.
"Itu warga saya, suaminya Bu Rami, saya lupa namanya, kan sampai sakit dan muntah-muntah setelah makan daging dari BPNT," ujar dia.
Ia menyayangkan bantuan tersebut disalurkan pada warga yang kurang mampu. Arif menegaskan agar agen dan penyalur tak main-main dengan program bantuan pemerintah.
Merespons hal tersebut, Plt Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tuban Joko Sarwono memastikan daging telah diganti baru dan akan mengevaluasi supplier.
"Pagi ini sudah diganti yang baru dan sudah diterimakan ke KPM," ujar dia.
"Walaupun barangnya sudah diganti, tapi tidak menggugurkan tanggung jawab, kami akan tetap mengevaluasi dan memberikan surat peringatan, serta bisa sampai pemutusan hubungan kerja," terang dia.
Baca juga: Saat Kades Mengamuk dan Buang Daging Bantuan yang Busuk ke Jalan: Warga Saya Sakit dan Muntah-muntah
Usai penyuntikan pada Selasa (11/8/2020) lalu, Fadly tidak merasakan efek samping yang signifikan.
Namun ia merasakan kantuk tak tertahan dan rasa lapar.
"Pas pertama (disuntikkan) ngantuk banget, saya kira saya jarang tidur tapi ngantuknya enggak bisa ditahan," ujar dia.
"Pas bangun, enak ke badan dan nafsu makan tinggi," lanjut Fadly.
Selain itu, Fadly mengalami perubahan suhu tubuh tetapi masih dalam batas kewajaran.
"Bukan demam sih, tapi agak panas badan. Tapi wajar, saya juga lihat kartu catatan harian kan ada tingkatannya. Kalau bahaya itu suhu badan di atas 39 derajat," tutur Fadly.
Baca juga: Usai Disuntik Calon Vaksin Covid-19, Pengemudi Ojek: Ngantuk Tak Tertahan