Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] "Dia Harus Bayar Air Susu Saya, Capek Jadi Ibu" | Efek Suntikan Vaksin Covid-19, Ada yang Mengantuk Tak Tertahan

Rully menggugat atas harta warisan tanah seluas 4,2 are yang merupakan warisan dari sang ayah.

Merespons hal tersebut, sang ibu mengatakan akan meminta anaknya membayar balik air susunya.

Sedangkan di Tuban, Jawa Timur, seorang kepala desa membuang daging-daging ayam busuk dari Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Kades bernama Arif Rahman Hakim itu mengamuk usai mengetahui ada warganya yang muntah-muntah usai mengonsumsi daging bantuan.

Berita mengenai pengemudi ojek yang disuntik vaksin Covid-19 dan menceritakan efek yang dialaminya juga menjadi perhatian.

Berikut lima berita populer nusantara:

Anak yang bernama Rully itu menggugat ibunya atas harta warisan tanah seluas 4,2 are dan uang deposit sepeninggal almarhum ayahnya.

Rully sempat menawarkan empat poin perdamaian ketika sidang keempat di Pengadilan Agama Praya.

Namun, oleh Tiningsih konsep perdamaian itu ditolak.

Sebab, permintaan sang anak dianggap melanggar wasiat almarhum suaminya supaya tak membagi harta warisan.

Tiningsih pun mengancam akan menuntut balik Rully untuk membayar air susu yang pernah ia berikan selama membesarkan anaknya.

"Pokonya saya tidak maafkan dia, pokoknya dia harus bayar air susu saya, saya sudah capek jadi ibu, saya sudah bosan," tutur Ningsih.

Lebih terkejut lagi, saat dicek ternyata daging tersebut sudah busuk dan beraroma tak sedap.

Arif pun seketika mendatangi lokasi penyalur bantuan.

Ia juga spontan mengamuk dan membuang daging-daging busuk yang hendak disalurkan.

"Itu warga saya, suaminya Bu Rami, saya lupa namanya, kan sampai sakit dan muntah-muntah setelah makan daging dari BPNT," ujar dia.

Ia menyayangkan bantuan tersebut disalurkan pada warga yang kurang mampu. Arif menegaskan agar agen dan penyalur tak main-main dengan program bantuan pemerintah.

Merespons hal tersebut, Plt Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tuban Joko Sarwono memastikan daging telah diganti baru dan akan mengevaluasi supplier.

"Pagi ini sudah diganti yang baru dan sudah diterimakan ke KPM," ujar dia.

"Walaupun barangnya sudah diganti, tapi tidak menggugurkan tanggung jawab, kami akan tetap mengevaluasi dan memberikan surat peringatan, serta bisa sampai pemutusan hubungan kerja," terang dia.

Usai penyuntikan pada Selasa (11/8/2020) lalu, Fadly tidak merasakan efek samping yang signifikan.

Namun ia merasakan kantuk tak tertahan dan rasa lapar.

"Pas pertama (disuntikkan) ngantuk banget, saya kira saya jarang tidur tapi ngantuknya enggak bisa ditahan," ujar dia.

"Pas bangun, enak ke badan dan nafsu makan tinggi," lanjut Fadly.

Selain itu, Fadly mengalami perubahan suhu tubuh tetapi masih dalam batas kewajaran.

"Bukan demam sih, tapi agak panas badan. Tapi wajar, saya juga lihat kartu catatan harian kan ada tingkatannya. Kalau bahaya itu suhu badan di atas 39 derajat," tutur Fadly.

Manajer lapangan uji klinis vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Unpad Eddy Fadlyana menjelaskan, dari 21 relawan belum ada keluhan.

"Sampai sekarang tidak ada yang mengeluh," kata dia, Jumat (14/8/2020).

Namun pada umumnya, 21 relawan ini mengalami reaksi ringan berupa nyeri di lokasi suntikan. Nyeri itu lama-lama berangsur hilang.

Meski demikian, dugaan politisasi belum bisa ditindak.

Penyebabnya, saat ini masih dalam tahapan menunggu penetapan resmi pasangan calon oleh KPU.

"Ini kan Pilkada, jadi subyeknya pasangan calon dan partai politik. Tapi belum ada penetapan dari KPU. Semuanya masih proses pencalonan atau belum ada keputusan yang mengikat," kata Ketua Bawaslu Kepulauan Bangka Belitung Edi Irawan.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Dendi Ramdhani, Hamim, Idham Khalid, Heru Dahnur, Reni Susanti | Editor: Abba Gabrilin, Robertus Belarminus, David Oliver Purba, Candra Setia Budi, Abba Gabrilin)

https://regional.kompas.com/read/2020/08/15/06000001/-populer-nusantara-dia-harus-bayar-air-susu-saya-capek-jadi-ibu-efek

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke