Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berstatus Zona Oranye Covid-19, Pemkot Surabaya Janji Tak Longgarkan Disiplin Protokol Kesehatan

Kompas.com - 12/08/2020, 19:34 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa Kota Surabaya telah berubah status dari zona merah menjadi zona oranye atau risiko sedang terhadap Covid-19.

Meski demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan bakal terus menjalankan disiplin protokol kesehatan di berbagai sektor bidang.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengatakan, terkait pelabelan zonasi warna status Covid-19 pada suatu daerah itu menjadi kewenangan dari BNPB Pusat.

Namun, apapun kondisi Surabaya, pihaknya memastikan bakal terus menjalankan disiplin protokol kesehatan di berbagai sektor.

Baca juga: Surabaya Berubah Jadi Zona Oranye, Satgas Sebut Penanganan Kasus Membaik

"Terkait itu (pelabelan) kan kewenangan dari BNPB pusat. Tapi, yang jelas, kita patut bersyukur bahwa Surabaya menjadi lebih baik sekarang terkait penanganan pandemi Covid-19 dan penularan sudah mulai terkendali," kata Febriadhitya saat dikonfirmasi, Rabu (12/8/2020).

Ia menyatakan, apapun label yang disematkan ke Kota Surabaya, pemerintah kota tetap menjalankan disiplin protokol kesehatan tanpa ada pelonggaran.

"Bukan berarti dengan adanya perubahan status tersebut membuat Pemkot Surabaya melonggarkan, tidak," tegas dia.

Febri mencontohkan, ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya berakhir, Pemkot Surabaya malah makin masif melakukan sosialisasi protokol kesehatan.

Bahkan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini turun sendiri melakukan sosialisasi masker ke kampung-kampung.

Dengan cara itu, ia mengklaim penularan kasus Covid-19 di Surabaya bisa terkendali dan angka kesembuhan terus bertambah.

"Alhamdulillah, dengan dilakukan penerapan sanksi kemudian pendisiplinan protokol kesehatan baik di perusahaan, mal, pasar, maupun penambahan swab di tempat-tempat yang banyak kerumunan, menghasilkan bahwa Surabaya bisa terkendali seperti sekarang," kata dia.

Meski demikian, Febriadhitya mengakui, bahwa berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya hampir 90 persen pasien Covid-19 memiliki penyakit penyerta.

Baik itu diabetes melitus, hipertensi, jantung maupun paru-paru.

"Memang dari data Dinkes Surabaya hampir 90 persen yang terjangkit dari Covid-19 ini yang memiliki penyakit dahulu. Jadi, dia itu sudah sakit duluan entah itu diabetes, atau hipertensi. Sehingga orang tersebut rentan tertular," ujat dia.

Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat, khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan.

Mulai disiplin cuci tangan, menggunakan sabun, pakai masker dan jaga jarak.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meluas di Sumbar, Zona Oranye Bertambah Banyak

"Makanya itu protokol kesehatan pakai masker, cuci tangan, jaga jarak itu penting. Karena sudah banyak rekan-rekan kita yang kurang beruntung dengan pandemi ini," tutur dia.

Sebagaimana diketahui, dalam peta zonasi risiko pada laman situs web covid-19.go.id milik BNPB Pusat, saat ini Kota Surabaya telah berwarna oranye yang berarti risiko sedang terhadap kasus Covid-19. 

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menilai, penanganan kasus Covid-19 di Surabaya membaik sehingga kota pahlawan itu berubah status dari zona merah menjadi zona oranye.

"Terlihat memang zonanya sudah berubah dari zona merah menjadi zona oranye. Dan itu terjadi tentunya bukan hanya karena aspek tes saja, tapi juga penanganan kasus yang sudah mulai membaik," kata Wiku.

Ia pun berharap ke depannya Surabaya terus membaik menjadi daerah berstatus zona kuning atau zona hijau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com