KULON PROGO, KOMPAS.com – Ketika waktu menunjukkan 09.00 WIB, 18 siswa kelas 3 SD Negeri 2 Kanoman Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, belajar Bahasa Jawa di rumah masing-masing.
Semua berlangsung pada saat bersamaan meskipun berada di tempat berbeda-beda.
Salah satu pelajar itu adalah Bayu Setia Wibawa (9) yang tinggal di Pedukuhan 1 Kanoman. Dia duduk di ruang tamu sederhana rumahnya.
Baca juga: Kisah Siswa di Dusun Terpencil Sumbawa, Susah Sinyal Terpaksa Pakai HT Selama Belajar di Rumah
Mata Bayu lekat ke buku Bahasa Jawa di hadapannya. Murniyati, ibunya, menemani Bayu selagi sang anak belajar.
Suasana belajar seolah tampak seperti biasa anak yang sendirian mengerjakan pekerjaan rumah.
Namun, kali ini terasa beda karena Bayu belajar sambil berkomunikasi dengan gurunya via walkie-talkie atau lebih dikenal dengan sebutan handheld transceiver (HT).
Dari perangkat itu terdengar suara Titik Sumarsidah, wali kelas 3. Titik menuntun Bayu membaca maupun bertanya tentang pelajaran Bahasa Jawa.
Murniyati hanya menemani di samping Bayu duduk. Kadang, dia menunjukkan jari ke buku ketika Bayu bingung mencari soal yang mesti dibaca.
Baca juga: Polisi Gadungan yang Bawa HT Merah Punya Banyak Kartu Identitas
Kadang pula, Wati tampak berbisik memberi tahu jawaban ke Bayu, bila si anak dirasa terlalu lama menjawab pertanyaan gurunya.
Proses belajar rasanya berlangsung cepat dan pelajaran Bahasa Jawa bisa berakhir, berganti mata pelajaran selanjutnya.
"Tidak sulit belajarnya, (karena) langsung tahu dari guru. Senang saja pakai HT," kata Bayu di rumahnya, Jumat (7/7/2020).