Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jonathan Belajar Online, Jual Pempek demi Beli Kuota Internet

Kompas.com - 07/08/2020, 10:03 WIB
Tri Purna Jaya,
Farid Assifa

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com – Kegigihan Jonathan (13) untuk belajar daring perlu diacungi jempol. Murid sekolah ini berjualan pempek untuk membeli kuota internet setiap hari saat kegiatan belajar daringnya terputus.

Suara bayi menangis terdengar dari dalam rumah Jonathan di Kampung Gedong, Kelurahan Talang. Tapi itu bukan suara adiknya.

“(Bayi) asuhan ibu, anak tetangga,” kata Jonathan saat ditemui, Kamis (6/8/2020) pagi.

Keluarga murid kelas VII SMP 42 Bandar Lampung ini bukan dari keluarga berkecukupan. Ibunya bekerja sebagai pengasuh bayi dan buruh cuci.

Baca juga: Wakaf Salman ITB Galang Donasi untuk Beli Ponsel bagi Siswa Belajar Online

 

Sedangkan sang ayah kini pengangguran setelah toko mebel tempatnya bekerja gulung tikar dihajar pandemi.

Jonathan masuk ke rumah dan mengambil kursi lalu duduk di teras. Selembar kertas folio bergaris dengan papan disandarkan di pangkuannya.

Ponsel hitam di tangan kanannya berkali-kali berbunyi. Sejumlah pesan berisi soal dan tugas sekolah masuk di WhatsApp Group pembelajaran daring kelasnya.

Jonathan mengerjakan soal-soal yang dikirim oleh guru pengampu dengan seksama. Dia tidak memerhatikan lagi ponselnya yang tak lagi berdering beberapa saat.

“Wah, kuoatanya (internet) habis. Kirain tadi sudah selesai (belajar daring), pantes nggak ada soal-soal lagi yang masuk. Kayaknya masih sisa banyak (kuota internet). Kemarin baru diisi,” kata Jonathan.

Bocah ini masuk ke rumah. Mengganti pakaian, menaruh ponsel dan alat tulis serta mengambil masker.

“Mau jualan pempek dulu, Om, buat beli kuota,” kata Jonathan.

Krisis ekonomi di masa pandemi menghampiri keluarga Jonathan, terlebih setelah sekolah meniadakan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran daring menjadi masalah tersendiri bagi Jonathan.

Alokasi uang untuk pembelian kuota internet tidak ada. Perekonomian keluarga kini hanya ditopang oleh ibunya yang mendapat upah Rp 300.000 per bulan.

Untuk menyiasati pengeluaran tersebut, Jonathan memutuskan untuk berjualan pempek keliling kampung dan pasar yang ada di dekat rumah.

Sekadar membeli paket internet termurah agar tetap bisa belajar daring.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com