YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Menjadi peternak ikan di kawasan pegunungan sisi utara Gunungkidul, Yogyakarta, jika dilihat dari geografisnya tidak memungkinkan.
Namun di tangan pemuda desa terpencil yang berbatasan dengan Jawa Tengah ini hambatan itu seluruhnya sirna.
Ikan gupi dari pelosok ini bisa terbang sampai ke pelosok dunia.
Baca juga: Musim Kemarau, Kekeringan Kembali Landa Gunungkidul
Suranto Surip (30), warga asal Pedukuhan Ngipik, Tegalrejo, Gedangsari, tanah tandus bisa menghasilkan jutaan rupiah per bulan dari usaha ikan hias tersebut.
Namun perjalanan untuk meraih kesuksesan tidaklah mudah, awalnya dicibir tetangga hingga rasa putus asa menghantui setiap harinya.
Surip awalnya bekerja di salah satu koperasi. Saat berkunjung ke rumah seorang nasabahnya, dia bertemu dengan beberapa orang termasuk peternak lele, sapi dan yang lainnya.
Keinginan untuk merintis usaha kemudian muncul. Dia pun mencoba beternak lele hingga sapi, tapi semuanya gagal.
Baca juga: Asuransi Pertanian Penting bagi Petani untuk Hadapi Kemarau, Mengapa?
Tidak ingin putus asa, pada 2014 Surip coba untuk beternak ikan gupi. Untuk memulai dia membeli sepasang ikan seharga Rp 1.500.000.
Percobaan pertamanya gagal. Sepasang ikan itu mati.
Dia pun membeli lagi sampai akhirnya bisa mengembangbiakkan ikan tersebut.