Diketahui daya jelajah anjing ini terbatas pada ketinggian di atas 3.000 mdpl.
Para antropolog dan budayawan Papua mengaku belum mengetahui secara rinci informasi dan keberadaan anjing bernyanyi Papua.
Namun, Kepala Balai Taman Nasional Lorentz Anis Acha Sokoy mengatakan, anjing itu dianggap sakral bagi beberapa suku yang berada di wilayah Mepago.
Kesakralan satwa tersebut juga terbukti dengan tidak sulitnya orang menemui dan mendokumentasikan anjing tersebut.
Peneliti Balai Arkeologi Papua Hari Suroto mengatakan, beberapa ahli menganggap anjing bernyanyi Papua sebagai anjing paling primitif yang diperkenalkan kepada penduduk dataran tinggi Papua sejak beberapa ribu tahun silam. (Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi | Editor Dheri Agriesta)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.