Salin Artikel

5 Fakta Anjing Bernyanyi Papua yang Viral, dari Hampir Punah hingga Tak Bisa Menggonggong

Foto hewan yang juga dikenal dengan New Guinea singing dog ini viral setelah diunggah oleh akun Twitter @anagdianto pada 23 Juli 2020.

Berikut fakta anjing bernyanyi Papua yang telah dirangkum Kompas.com:   

1. Tak bisa menggonggong

New Guinea singing dog diketahui tak bisa menggonggong seperti anjing pada umumnya. Binatang ini melolong sehingga terdengar seperti sedang bernyanyi.

Peneliti Balai Arkeologi Papua Hari Suroto mengatakan, anjing ini juga sangat sensitif terhadap cahaya bulan purnama dan kerap melolong pada momen tersebut.

"Diperkirakan mungkin saja anjing-anjing tersebut tidak senang pada sinar bulan. Namun, bisa juga adalah suara kegembiraan. Hanya manusia saja yang terganggu mendengar suara-suara anjing tersebut. Kehadiran bulan di malam hari rupanya membuat suara rintihan anjing itu bersahut-sahutan atau seolah-olah estafet mengikuti arah pergerakan bulan dari timur ke barat," jelas Hari lewat surat elektronik, Senin (27/7/2020).

2. Minim kajian

Meski diyakini sebagai salah satu spesies endemik asli Papua, kajian dan literasi tentang anjing ini masih minim.

Kepala Balai Taman Nasional Lorentz Anis Acha Sokoy mengatakan, belum ada kajian khusus mengenai binatang tersebut. Hal itu disebabkan keterbatasan anggaran TN Lorentz.

"Sampai sejauh ini belum diadakan kajian lebih mendetail untuk mengetahui jumlah populasi. Jenis (anjing) ini pun belum pernah dilakukan kajian secara genetik untuk mengklasifikasikan nama spesiesnya itu apa," kata Anis saat dihubungi lewat sambungan telepon.


Dari strategi pengelolaan satwa yang dilindungi, jenis ini belum masuk dalam kategori spesies prioritas yang masuk di kawasan Taman Nasional Lorentz.

3. Diburu fotografer

Anjing ini banyak diincar oleh para fotografer sebagai obyek foto. Para fotografer luar negeri  sengaja datang ke Wamena hingga Cartenz untuk mendokumentasikan anjing tersebut.

Bahkan ada yang menginap berminggu-minggu di hutan untuk menunggu kemunculan anjing ini.

Namun, sebagian besar di antara fotografer itu harus pulang dengan tangan hampa.

4. Terancam punah

Minimnya jumlah pertemuan antara manusia dengan New Guinea singing dog memunculkan anggapan satwa tersebut terancam punah.

Pemekaran wilayah dan semakin gencarnya pembangunan di wilayah pegunungan membuat ruang jelajah Papua Singing Dog menyempit.


Diketahui daya jelajah anjing ini terbatas pada ketinggian di atas 3.000 mdpl.

5. Sakral dan primitif

Para antropolog dan budayawan Papua mengaku belum mengetahui secara rinci informasi dan keberadaan anjing bernyanyi Papua.

Namun, Kepala Balai Taman Nasional Lorentz Anis Acha Sokoy mengatakan, anjing itu dianggap sakral bagi beberapa suku yang berada di wilayah Mepago.

Kesakralan satwa tersebut juga terbukti dengan tidak sulitnya orang menemui dan mendokumentasikan anjing tersebut.

Peneliti Balai Arkeologi Papua Hari Suroto mengatakan, beberapa ahli menganggap anjing bernyanyi Papua sebagai anjing paling primitif yang diperkenalkan kepada penduduk dataran tinggi Papua sejak beberapa ribu tahun silam. (Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi | Editor Dheri Agriesta)

https://regional.kompas.com/read/2020/07/29/05400081/5-fakta-anjing-bernyanyi-papua-yang-viral-dari-hampir-punah-hingga-tak-bisa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke