KOMPAS.com- Petugas medis mendapat penolakan saat menjemput pasien positif Covid-19 di Kelurahan Candi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Sabtu (11/7/2020).
Pasien perempuan yang merupakan pedagang ayam di Pasar Cempaka tersebut kukuh menolak diisolasi. Tak hanya itu, keluarganya turut menghalangi.
Suami pasien malah meyakini penyakit istrinya tersebut disebabkan karena setan, bukan lantaran Covid-19.
"Kalau sakit memang sampai sekarang, (tapi) cuma 4 hari saja (yang benar-benar) sakit, cuma setan saja itu," seru sang suami yang tak mengizinkan istrinya diisolasi.
Baca juga: Seperti Apa Corona Itu Saya Mau Tahu, Biar Mati Saja Tidak Apa, Semua Manusia Pasti Mati
"Biar mati enggak apa-apa. Semua manusia itu pasti mati semua. Seperti apa corona itu, saya mau tahu," kata suami pasien positif Covid-19.
Hal itu juga diperkuat dengan sikap pasien positif Covid-19 yang kukuh menolak dikarantina.
Sang pasien meyakini dirinya hanya kurang darah.
"Sudah 20 hari (sejak di-rapid test). Saya enggak sakit apa-apa. Cuma kurang darah saja kata dokter," ujar si pasien perempuan dalam bahasa daerahnya.
Petugas pemimpin rombongan tenaga kesehatan dari Puskesmas Kumai, Samsul menjelaskan, mereka memang mengunjungi rumah pasien tersebut Sabtu (11/7/2020).
Namun yang didapati semprotan dari keluarga pasien dan penolakan.
Padahal, mereka bermaksud menyampaikan hasil swab, menjemput untuk karantina di RSSI Pangkalan Bun dan melacak kontak erat pasien positif tersebut.
Samsul mengatakan, pasien sempat memeriksakan diri dan di-rapid test akhir Juni 2020.
Meski sempat menolak, akhirnya pasien itu bersedia ikut tes swab.
Ironisnya, selama menunggu hasil swab, pasien yang diminta mengisolasi diri justru berjualan ayam di Pasar Cempaka Kumai.
"Kami dapat informasi itu, tapi tidak bisa mengeceknya. Tapi waktu saya tanya apakah istrinya tadi pagi masih berjualan, si suami menjawab iya," ungkap Samsul.
"Kami minta dukungan dari gugus kabupaten. Kami di Puskesmas saja rasanya sudah kewalahan, karena tingkat penolakan yang kami terima sudah mengkhawatirkan, tidak bisa kami paksakan lagi," beber dia.
Ia berharap, pasien Covid-19 menyadari pentingnya isolasi karena kondisinya untuk menekan penularan virus ini.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Pangkalan Bun, Dewantara | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.