Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Seperti Apa Corona Itu Saya Mau Tahu, Biar Mati Saja Tidak Apa, Semua Manusia Pasti Mati"

Kompas.com - 15/07/2020, 15:21 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Petugas medis mendapat penolakan saat menjemput pasien positif Covid-19 di Kelurahan Candi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Sabtu (11/7/2020).

Pasien perempuan yang merupakan pedagang ayam di Pasar Cempaka tersebut menolak diisolasi. Bahkan keluarganya turut menghalangi petugas medis.

"Biar mati enggak apa-apa. Semua manusia itu pasti mati semua. Seperti apa corona itu, saya mau tahu,"" kata suami pasien positif yang tak mengizinkan istrinya diisolasi.

Baca juga: Kisah-kisah Penjemputan Pasien Positif Corona, Warga Dipeluk agar Tertular hingga Petak Umpet dengan Petugas

Meyakini sakit karena setan, bukan Covid-19

Ilustrasi virus corona, Covid-19, pasien virus coronaShutterstock/Anton27 Ilustrasi virus corona, Covid-19, pasien virus corona
Tak berhenti di situ, sang suami meyakini bahwa penyakit istrinya disebabkan karena setan dan bukan karena virus Covid-19.

"Kalau sakit memang sampai sekarang, (tapi) cuma 4 hari saja (yang benar-benar) sakit, cuma setan saja itu," seru sang suami.

Hal itu juga dipersulit dengan sikap pasien positif Covid-19 sendiri yang kukuh menolak dikarantina.

Sang pasien meyakini dirinya hanya kurang darah.

"Sudah 20 hari (sejak di-rapid test). Saya enggak sakit apa-apa. Cuma kurang darah saja kata dokter," ujar si pasien perempuan dalam bahasa daerahnya.

Baca juga: Pedagang Ayam Masih Berjualan Usai Swab, Setelah Positif Covid-19 Menolak Diisolasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com