Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gudeg Mbah Lindu dan Nostalgia Masa Lalu Kota Yogyakarta

Kompas.com - 13/07/2020, 11:15 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Dari sekian banyak penjual gudeg di Kota Yogyakarta, nama Mbah Lindu tak bisa dilupakan.

Pasalnya, menyantap sarapan gudeg di tempat Mbah Lindu di pagi hari seakan membawa kenangan masa lalu di Kota Yogyakarta.

Piring dengan daun pisang, lesehan atau duduk di kursi kecil tanpa meja sambil berbincang ringan dengan kawan.

Ditambah, racikan gudeg Mbah Lindu tak dirubahnya sejak dirinya mulai berjualan sejak zaman penjajahan Jepang.

"Resep masih seperti dulu, tidak pernah berubah sama sekali. Jenisnya juga masih sama, krecek, gudeg, tahu tempe, dan telur ayam," kata Mbah Lindu yang memilik nama asli Biyem Setyo Utomo tersebut saat diwawancarai Kompas.com pada Selasa (19/1/2016) pagi.

Baca juga: "Saya Mau Jualan Sekuatnya, Rezeki Banyak atau Sedikit, Tetap Disyukuri"

 

Banyak cerita yang terungkap

Gudeg olahan Mbah Lindu, YogyakartaTribun Jogja/Hamim Thohari Gudeg olahan Mbah Lindu, Yogyakarta

Poskamling di Jalan Sosrowijayan, Kota Yogyakarta, menjadi saksi bisu perjuangan Mbah Lindu.

Setiap pagi sekitar pukul 05.00 WIB, sudah ramai didatangi para pelanggan Mbah Lindu.

Perempuan warga Klebengan, Caturtunggal, E-6 Depok, Sleman, tersebut sempat menceritakan gudegnya pernah dicicipi oleh pakar kuliner Indonesia, Willi Wongso.

"Ada pakar kuliner Indonesia Willi Wongso, lalu perancang busana terkenal itu siapa saya lupa, juga sering ke sini. Yang pakar kuliner itu sampai perintah sopirnya untuk beli lalu dibawa ke Jakarta," tuturnya.

 

Meninggal di usia 100 tahun

Setyo Utomo, penjual gudeg yang akrab disapa Mbah Lindu terbaring di Rumah Sakit Panti Rapih, Jalan Cik Di Tiro nomor 30, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Sabtu (1/7/2017)KOMPAS.com/Teuku Muh Guci S Setyo Utomo, penjual gudeg yang akrab disapa Mbah Lindu terbaring di Rumah Sakit Panti Rapih, Jalan Cik Di Tiro nomor 30, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Sabtu (1/7/2017)

Pada hari Minggu (12/7/2020), sekitar pukul 18.00 WIB, Mbah Lindu berpulang di usia 100 tahun.

Menurut Mudiati (62), anak Mbah Lindu, ibunya meninggal karena usia. Tak ada sakit serius menjelang akhir hayat Mbah Lindu.

"Sedo (meninggal) di rumah ini, tadi sekitar pukul 18.00 WIB. Karena sudah sepuh (usianya sudah tua)," ujar Mudiati, Minggu (12/07/2020).

Mudiati menjelaskan, sejak dua tahun terakhir ibunya tak lagi berjualan. Menurutnya, anak Mbah Lindu, Ratiyah, yang meneruskan usaha berjualan gudeg warisan Mbah Lindu.

"Sudah tidak jualan itu dua, tiga tahunan ini. Yang meneruskan jualan Ratiyah, anaknya simbah," katanya.

Rencananya, jenazah Mbah Lindu dimakamkan pada Senin (13/7/2020).

(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Teuku Muhammad Valdy Arief, Caroline Damanik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com