Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Destinasi Wisata Non Pendakian di Gunung Rinjani Dibuka 7 Juli 2020

Kompas.com - 06/07/2020, 23:23 WIB
Karnia Septia,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Destinasi wisata alam non pendakian di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani akan dibuka mulai Selasa (7/7/2020).

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Dedy Asriady mengatakan, untuk tahap pertama, TNGR akan membuka delapan destinasi wisata alam non pendakian.

Delapan destinasi wisata non pendakian yaitu, Otak Kokok Joben (Joben Eco Park), Telaga Biru, Air Terjun Jeruk Manis, Gunung Kukus, Air Terjun Mayung Polak, Sebau, Savana Propok dan Air Terjun Mangku Sakti.

"Tentu saja dengan berbagai protokol, syarat, dan ketentuan yang ketat, mengingat ini masih masa Pandemi Covid-19,” kata Dedy Asriady, seperti dikutip dalam rilis tertulis, Senin (6/7/2020).

Baca juga: Penularan Covid-19 Semakin Merajalela, Harap Warga Kembali Diam di Rumah

Dedy menambahkan, berdasarkan arahan Dirjen KSDAE dan koordinasi dengan pemda, diputuskan akan dilakukan reaktivasi tahap I, kegiatan wisata alam di TN Gunung Rinjani dengan kuota 30 persen dari kunjungan normal.

“Untuk tahap I, kami buka delapan destinasi wisata alam non pendakian dengan kuota 30 persen,” ujar Dedy.

Kuota kunjungan per hari pada delapan destinasi non pendakian tersebut yaitu, Otok Kokok Joben (Joben Eco Park) sebanyak 227 pengunjung, Air Terjun Jeruk Manis sebanyak 180 pengunjung, Gunung Kukus sebanyak 90 pengunjung.

Kemudian, Air Terjun Mayung Polak sebanyak 60 pengunjung, Sebau 22 pengunjung, Telaga Biru 84 pengunjung, Savana Propok 150 pengunjung dan Mangku Sakti 90 pengunjung.

TNGR akan menerapkan protokol Covid-19 yang ketat terhadap para wisatawan mulai pintu masuk, saat di lokasi wisata, maupun saat ke luar pintu wisata.

Wisatawan diwajibkan menggunakan masker, membawa handsantizer/sabun cair, trash bag, menjaga jarak minimal satu meter, membawa surat keterangan bebas Covid-19 (untuk yang dari luar Provinsi NTB) atau bebas gejala influensa (influenza-like illness) untuk yang berasal dari pulau Lombok.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com