Sementara itu, Komandan Denpal 1/4 Pekanbaru Letkol CPL TNI Joto Wirotono Marpaung mengaku merasa sangat kehilangan dengan gugurnya Serma Rama.
"Kami merasa sangat kehilangan," katanya.
Dia menganggap, sejauh ini Wahyudi sebagai prajurit terbaik di Denpal. Selain berprestasi, almarhum juga dikenal sosok yang rajin dan pekeja keras.
Bahkan, kata Joto, dia (Wahyudi) satu-satunya prajurit TNI AD di Denpal 1/4 Pekanbaru yang terpilih berangkat untuk misi perdamaian PBB ke Republik Demokratik Kongo.
"Sebelum berangkat itu beberapa prajurit diseleksi dulu, dan dia (Wahyudi) terpilih berangkat ke Kongo," ujarnya.
Kata Joto, selama di Kongo, Wahyudi dipercaya sebagai Komandan Seksi Angkut (Dansiang).
Serma Rama Wahyudi bekerja mengatur pasukan maupun memperbaiki tank tempur.
Baca juga: Ini Sosok Serma Rama Wahyudi, Prajurit TNI yang Gugur Saat Misi Perdamaian di Kongo
Masih dikatakan Joto, almarhum selama ini bertugas di bagian bengkel lapangan Denpal 1/4 Pekanbaru.
"Dia adalah mekanik handal kami. Dia ahli di bagian kendaraan tempur seperti tank dan juga senjata," jelasnya.
Tak hanya itu, lanjut Joto, Wahyudi juga dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan loyalitas tinggi, baik terhadap sesama prajurit, maupun komandan.
"Dia kerja tak kenal waktu. Apapun tugas yang diberikan tidak ada yang tak diselesaikannya. Makanya kami merasa sangat kehilangan," ungkapnya.
"Dia itu juga menguasai beberapa bahasa, seperti bahasa Inggris dan Mandarin," sambungnya.
Baca juga: Identitas TNI yang Gugur di Kongo, Berdinas di Detasemen Peralatan Pekanbaru
Kepergian Serma Rama meninggalkan duka bagi keluarganya. Betapa tidak, sebelum peristiwa itu terjadi. Serma Rama sempat berkomunikasi dengan anak dan istrinya.