Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat Jalan Serma Rama Wahyudi, Prajurit TNI yang Gugur di Kongo

Kompas.com - 25/06/2020, 05:33 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Seorang prajurit TNI AD Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi gugur dalam menjalankan tugas sebagai pasukan perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo, Afrika.

Serma Rama yang tergabung dalam Satgas Kizi Konga TNI XX-Q/Monusco, gugur setelah rombongan patrolinya di hadang oleh kelompok bersenjata di wilayah Makisabo, Kongo, Afrika, Senin (22/6/2020) pukul 17.30 waktu setempat.

Gugurnya Serma Rama dibenarkan Komandan Korem (Danrem) 031/ Wira Bima Brigjen TNI Syech Ismed.

"Ya, benar. Prajurit yang gugur pasukan PPB. Yang bersangkutan bertugas di Detasemen Peralatan (Denpal) 1/4 Pekanbaru," kata Ismed saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (24/6/2020).

Kronologi kejadian

Prajurit Denpal 1/4 Pekanbaru, Serma Rama Wahyudi yang gugur saat menjalankan misi perdamaian di dekat Kota Beni, Provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo, Senin (22/6/2020) malam waktu setempat.KOMPAS.COM/IDON Prajurit Denpal 1/4 Pekanbaru, Serma Rama Wahyudi yang gugur saat menjalankan misi perdamaian di dekat Kota Beni, Provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo, Senin (22/6/2020) malam waktu setempat.

Dikutip dari Kompas TV, Kabidpeninter Puspen TNI Kolonel Laut Agus Cahyono mengatakan, Serma Rama gugur akibat terkena tembakan yang menembus dada atas sebelah kiri, yang diduga dilakukan kelompok bersenjata Allied Democratic Forces (ADF), kelompok bersenjata yang berkonflik dengan pemerintah Republik Demokratik Kongo.

Selain Serma Rama, ada satu prajurit TNI juga mengalami luka tembak dan masih dalam perawatan di Rumah Sakit Level III Goma Monusco.

Diceritakan Agus, peristiwa itu terjadi saat rombongan tengah bertugas melakukan pengiriman ulang logistik ke Temporary Operation Base (TOB) bagi prajurit Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco.

Saat itu, para prajurit tengah melaksanakan pembangunan jembatan Halulu sebagai sarana pendukung bagi masyarakat setempat.

Saat dalam perjalanan kembali ke Central Operation Base (COB), mereka dihadang oleh kelompok bersenjata.

Kelompok bersenjata tersebut langsung menghujani tembakan ke arah konvoi kendaraan angkut personel yang dikawal oleh dua unit kendaraan tempur APC Malawi Batalyon di wilayah Makisabo.

"Serangan mendadak tersebut diduga dilakukan oleh Allied Democratic Forces (ADF), kelompok bersenjata yang berkonflik dengan pemerintah Republik Demokratik Kongo," kata Agus.

Setelah terjadi kontak senjata, diketahui Serma Rama Wahyudi meninggal dunia akibat terkena tembakan yang menembus dada atas sebelah kiri.

"Sementara satu prajurit TNI lainnya yang terluka saat ini mendapat perawatan di Rumah Sakit Level III Goma MONUSCO," ungkap Agus.

Baca juga: Ini Kronologi Gugurnya Prajurit TNI AD di Kongo, Diserang Kelompok Bersenjata

 

Prajurit berprestasi

Serma Rama Wahyudi bersama rekan-rekannya saat berada di Kongo dalam menjalankan misi perdamaian.KOMPAS.COM/IDON Serma Rama Wahyudi bersama rekan-rekannya saat berada di Kongo dalam menjalankan misi perdamaian.

Sementara itu, Komandan Denpal 1/4 Pekanbaru Letkol CPL TNI Joto Wirotono Marpaung mengaku merasa sangat kehilangan dengan gugurnya Serma Rama.

"Kami merasa sangat kehilangan," katanya.

Dia menganggap, sejauh ini Wahyudi sebagai prajurit terbaik di Denpal. Selain berprestasi, almarhum juga dikenal sosok yang rajin dan pekeja keras.

Bahkan, kata Joto, dia (Wahyudi) satu-satunya prajurit TNI AD di Denpal 1/4 Pekanbaru yang terpilih berangkat untuk misi perdamaian PBB ke Republik Demokratik Kongo.

"Sebelum berangkat itu beberapa prajurit diseleksi dulu, dan dia (Wahyudi) terpilih berangkat ke Kongo," ujarnya.

Kata Joto, selama di Kongo, Wahyudi dipercaya sebagai Komandan Seksi Angkut (Dansiang).

Serma Rama Wahyudi bekerja mengatur pasukan maupun memperbaiki tank tempur.

Baca juga: Ini Sosok Serma Rama Wahyudi, Prajurit TNI yang Gugur Saat Misi Perdamaian di Kongo

 

Mekanik handal

Ilustrasi tankTHINKSTOCKPHOTOS.com Ilustrasi tank

Masih dikatakan Joto, almarhum selama ini bertugas di bagian bengkel lapangan Denpal 1/4 Pekanbaru.

"Dia adalah mekanik handal kami. Dia ahli di bagian kendaraan tempur seperti tank dan juga senjata," jelasnya.

Tak hanya itu, lanjut Joto, Wahyudi juga dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan loyalitas tinggi, baik terhadap sesama prajurit, maupun komandan.

"Dia kerja tak kenal waktu. Apapun tugas yang diberikan tidak ada yang tak diselesaikannya. Makanya kami merasa sangat kehilangan," ungkapnya.

"Dia itu juga menguasai beberapa bahasa, seperti bahasa Inggris dan Mandarin," sambungnya.

Baca juga: Identitas TNI yang Gugur di Kongo, Berdinas di Detasemen Peralatan Pekanbaru

 

Sempat video call

Istri almarhum Serma Rama Wahyudi, Anita (32), saat ditemui Kompas.com di rumah duka di Jalan Garuda Sakti, Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (24/6/2020).KOMPAS.COM/IDON Istri almarhum Serma Rama Wahyudi, Anita (32), saat ditemui Kompas.com di rumah duka di Jalan Garuda Sakti, Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (24/6/2020).

Kepergian Serma Rama meninggalkan duka bagi keluarganya. Betapa tidak, sebelum peristiwa itu terjadi. Serma Rama sempat berkomunikasi dengan anak dan istrinya.

"Senin malam itu kami video call sebelum pukul 22.00 WIB. Sebelum tidur, saya sama anak-anak pasti video call dulu. Biasa tanya kabar dan sebagainya," kata istri almarhun Wahyudi, Anita.

Diceritakan Anita, saat melakukan video call, suaminya sedang berada di dalam mobil dan sedang menempuh perjalanan.

Kemudian suaminya menutup video call dan berjanji akan disambung lagi setelah sampai di markas.

"Setelah itu enggak ada telpon lagi. Paginya dapat kabar, orang staf (TNI) datang kasih tahu kejadian itu. Pas saya tanya kronologi, katanya dihadang pas pulang itu," ujar Anita.

Baca juga: Cerita Sedih Istri Prajurit TNI yang Gugur di Kongo, Video Call Sebelum Penyerangan

 

(Penulis: Idon Tanjung | Abba Gabrillin, Aprilia Ika)Kompas TV

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com