Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sembuh dari Corona, Pasien Ini Disambut Meriah Warga, Diarak Keliling Kampung

Kompas.com - 24/06/2020, 14:00 WIB
Agie Permadi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Persoalan wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia masih menjadi momok, apalagi belum ditemukannya vaksin virus tersebut.

Sudah ribuan orang di Indonesia meninggal karena virus ini, berdasarkan data yang Kompas.com himpun ada sekitar 2.465 orang yang meninggal.

Namun tak sedikit pula yang berhasil sembuh dari virus tersebut, terhitung data sampai saat ini ada sekitar 18.404 orang.

Dari ribuan pasien positif yang berhasil sembuh itu ada satu pasien yang mendapatkan sambutan meriah dari warga saat kembali pulang ke rumahnya.

Pasien tersebut diketahui bernama Setyo Witarto (54), warga Komplek Tani Mulya RT01/RW03, Desa Tani Mulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.

Kepada Kompas.com, Setyo menceritakan perjuangannya melawan virus tersebut hingga akhirnya berhasil sembuh setelah diisolasi di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) di Jalan Kolonel Masturi, Kota Cimahi selama berhari-hari.

Baca juga: Bayi Usia Tiga Tahun di NTT Sembuh dari Covid-19

Setyo merupakan seorang pedagang di pasar Antri Cimahi, yang sehari-harinya berjualan di pasar. Awalnya, Setyo mengikuti tes swab yang dilakukan Dinas kesehatan (Dinkes) setempat di Pasar tersebut.

Sambil menunggu hasil tes, ia kemudian pulang ke rumah untuk beristirahat, namun tak lama, petugas Dinkes Cimahi menghubungi Setyo, akan tetapi saat itu yang menerima telfon anaknya pada Sabtu 23 Mei 2020.

Ketika anaknya menyampaikan hasil tersebut, Setyo dikagetkan dengan hasil tes yang menyatakan bahwa dirinya positif.

"Pertama saya dapat kabar berita bahwa saya positif, saya dan keluarga shock dan kaget, karena yang positif itu dikatakan aib gimana gitu kan, apalagi gambarannya kalau kena virus mah antara hidup dan mati karena belum ada vaksinnya," kata Setyo yang dihubungi Kompas.com, Rabu (17/6/2020).

Baca juga: Sebaran 19.241 Pasien Sembuh dari Covid-19 di 34 Provinsi

Kena virus ini kayak dipenjara dua bulan..

Setyo mengaku selama ini tak ada keluhan yang dirasakannya. Selama dua hari awal, Setyo melakukan karantina mandiri di rumahnya sampai akhirnya Pada tanggal 26 Mei 2020, Setyo di karantina BPSDM selama berhari. Selama itu pula lah ia harus berjuang melawan melawan virus tersebut. "Kalau kena virus ini kaya di penjara dua bulan," ucapnya.

Setyo mulai merasakan beberapa gejala seperti meriang, badan pegal, dan pilek. "Gejalanya yang saya rasakan memang ringan," ujar Setyo.

Selama di karantina, Setyo mengaku harus berjibaku dengan dirinya sendiri, kehancuran mental merupakan keniscayaan lantaran ketakutan akan virus yang diberitakan mematikan tersebut.  "Yang paling sakit itu mentalnya," ucapnya.

Bagi Setyo, serangan psikis lebih menakutkan karena bisa menyerang dan menurunkan imun seseorang sehingga ketika telah terpapar, virus ini pun akan sulit di kontrol dan susah untuk menyembuhkan diri.

 

"Jadi virus ini tak sejahat yang dikira. Pesan dari orang yang terpapar korona dan sembuh lagi. Jadi pertama jangan dijauhi kalau bisa di sambut, di support dengan senang hati karena itu seperti obat bagi orang yang pernah terpapar corona, karena dia sendiri selama di isolasi benar-benar kaya mencekam baginya dirinya sendiri," tutur Setyo.

"Apalagi nunggu hasil swab, apakah positif atau negatif. Nunggu dua minggu saja mentalnya bisa turun, sekurang-kurangnya bisa saja stres dan itu bahaya bisa menurunkan imun sehingga virusnya malah gak bisa ke kontrol," tambahnya.

Untuk menjaga mentalnya tetap stabil, Setyo memilih pendekatan holistik dengan cara mempertebal keimananannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tentu hal itu dibarengi dengan dukungan keluarga dan orang disekitarnya.

"Orang beriman mah punya Allah, pasrahkan saja, rajin beribadah, Supaya cepat mestabilkan (mental) karena kalau kena itu mentalnya, imunnya juga turun, sehingga virusnya susah dikendalikan," ujar Setyo.

Baca juga: Disambut Upacara Pedang Pora, Khofifah Beri Hadiah Rp 10 Juta untuk Kampung Benteng

Takut pulang ke rumah

Namun yang paling berdampak menurutnya, adalah dari sisi sosial. Ada ketakutan bagi Setyo ketika sembuh dan kembali ke masyarakat, ia akan dijauhi lantaran ada anggapan aib bagi mereka yang pernah terpapar virus yang belum ada vaksinya itu.

"Yang dirasakan kena corona itu dampak sosialnya," ujarnya.

Namun, anggapan itu tak sepenuhnya benar, buktinya ketika ketika Setyo dinyatakan sembuh dan diperkenankan pulang pada tanggal 10 Juni lalu, warga Komplek Tani Mulya RT01/RW03, Desa Tani Mulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, menyiapkan kejutan bagi Setyo.

Siapa sangka, Setyo yang juga ketua RT setempat disambut warganya ketika pulang. Sambutan ini cukup meriah, tabuhan rebana mengiringi warga yang menyambutnya. Setyo duduk diatas sofa yang diangkut beberapa warga diatas pundaknya, dan mengaraknya keliling kampung.

"Iya senang bercampur sedih,terharu juga, gak ada firasat mau disambut," ucap Setyo.

 

Terharu disambut warga

Menurutnya, sambutan tersebut merupakan inisiatif warga. Sambutan tersebut sangat menyentuh hingga ia tak bisa melupakan sambutan yang membantu mengembalikan mentalnya itu.

"Warga di kampung saya itu memang kompak, bagi saya seperti keluarga besar. Mau sakit apa ya kita sama-sama (saling peduli). Itu benar-benar mengembalikan mental saya yang sempat drop karena korona," tuturnya.

Bahkan, warga mengajak untuk membuat syukuran kampung. Namun, Setyo menundanya untuk sementara waktu lantaran kondisinya yang tidak memungkinkan karena masih ditengah pandemi. Alasan lainnya, masih ada warga kampung yang bekerja diluar dan belum pulang, sehingga akan lebih baik ketika semua warga kumpul bersama.

"Mereka bahkan ngajak syukuran tapi ditunda nanti ketika semuanya kumpul saja dan kondisinya sudah cukup normal," ucapnya.

Akan tetapi, kata Setyo, memang tak semua orang menerima keadaanya itu, ada saja beberapa orang yang seakan menghindar ketika ia sedang kembali mencoba berbaur.

Baca juga: Pulang, Perempuan 62 Tahun di Bima Sembuh dari Covid-19 Dapat Karangan Bunga dan Disambut Shalawat

Berhati-hati berbaur

 

Namun, ia tak ambil hati, Setyo menyadari kondisinya itu dan memaklumi ketakutan mereka.

Karenanya, ia pun berhati-hati ketika berbaur bersama warga, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, seperti menjaga jarak, menggunakan masker dan menjaga kesehatan diri.

Bahkan, dirinya kini banyak mengingatkan warganya ketika tak mematuhi protokol kesehatan. Setyo mengaku tak mau ada lagi orang yang terkena virus ini, apalagi di warganya.

Beberapa waktu lalu, kata Setyo, bahkan ada warganya yang diketahui reaktif setelah mengikuti rapid tes di kampungnya, namun setelah dilakukan tes swab hasilnya negatif.

"Cukup saya saja pak RT nya yang kena, Jangan sampai ada warga yang kena, cukup di saya saja," ucapnya.

 

Jadi pelajaran

Dengan adanya kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi Setyo dan keluarganya, bahkan hal itu memperkuat tali silaturahmi dengan warganya.

"Kita belajar dari kejadian ini, dan membuktikan bahwa ini memperkuat tali kekeluargaan. Pesan saya sebagai orang yang pernah mengalaminya, jangan sampai dikucilkan. Karena terus teramg orang yang sudah divonis itu sakitnya lahir bathin, malah lebih sakit bathinnya. Bahkan mental pun sampai saat ini belum bisa di stabilkan," kata Setyo.

Setelah sembuh, Setyo mengaku masih belum kembali beraktivitas berdagang di pasar. Pasalnya, kini ia masih memulihkan mental yang sempat drop karena korona.

"Nah itu saya belum ke pasar, saya masih menstabilkan mental dulu sementara. Itu yang jadi parahnya, jadi istirahat dulu saja," katanya.

Kini dirinya akan terus mengingatkan warganya untuk terus menerapkan protokol kesehatan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Pratiwi mengatakan bahwa saat ini pasien positif yang sudah sembuh mencapai 54 orang dari 97 pasien positif.

Terkait pasar antri, Prativi mengatakan bahwa ada dua orang positif yang ditemukan. "Satu ditemukan oleh Dinkes Cimahi, dan satu lagi oleh KBB, dua pasien tersebut kini sudah sembuh," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com