Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Nyaris Tak Ada yang Belanja Alat Sekolah.."

Kompas.com - 23/06/2020, 07:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Terimbas pandemi, pedagang alat sekolah mengaku nelangsa.

Penjualan perlengkapan sekolah tak seperti biasanya, bahkan di saat tahun ajaran baru 2020/2021.

Sebab, banyak siswa-siswi yang hingga kini masih harus belajar di rumah lantaran wabah.

Pedagang alat sekolah di Cianjur, Jawa Barat hanya bisa pasrah mendapati omzet mereka menurun, bahkan hingga 90 persen.

"Sejak dua pekan terakhir, nyaris tak ada yang belanja alat sekolah. Apalagi seragam, tas dan sepatu," tutur salah satu pedagang perlengkapan sekolah Fanny Amiyani (40).

Baca juga: Duka Usai Pesta Pernikahan, Satu Per Satu Kerabat Positif Covid-19, Ada yang Meninggal

Berharap wabah berlalu

Ilustrasi anak sekolah di IndonesiaShutterstock.com Ilustrasi anak sekolah di Indonesia
Senada dengan Fanny, pedagang alat sekolah lainnya, Ujang (35) merasakan betul perbedaan tahun ajaran sebelumnya dengan di masa pandemi saat ini.

Dahulu, ia selalu berbelanja banyak kebutuhan sekolah untuk dijual kembali menjelang tahun ajaran baru.

Namun karena kini tak ada pembeli, Ujang memilih sabar menanti stok yang ada habis terjual.

"Sekarang stok masih banyak. Apalagi buku dan seragam sekolah. Jadi mau dihabiskan dulu stok yang ada," kata dia.

Ujang berharap, wabah Covid-19 segera usai dan para siswa bisa kembali belajar di sekolah.

"Kalau terus-terusan kondisinya seperti ini, kami bisa semakin merugi, omzet terus-terusan merosot," kata dia.

Baca juga: Keluh Kesah Pedagang Alat Sekolah Jelang Tahun Ajaran Baru di Masa Pandemi

Ilustrasi anak sekolah dasar (SD)KOMPAS.com/Indra Akuntono Ilustrasi anak sekolah dasar (SD)

94 persen siswa masih akan belajar di rumah

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengemukakan, 94 persen peserta didik masih harus tetap belajar dari rumah.

Sebab, para peserta didik itu tersebar di 429 kabupaten/kota yang merupakan zona kuning, oranye dan merah.

"94 persen dari peserta didik kita tidak diperkenankan pembelajaran tatap muka karena masih ada risiko penyebaran Covid-19," kata Nadiem dalam pengumuman Panduan Penyelenggaraan Belajar Mengajar di Masa Pandemi melalui video telekonferensi, Senin (15/6/2020).

Adapun peserta didik yang saat ini di zona hijau hanya berkisar 6 persen.

Meski demikian, proses pengambilan keputusan mulainya pembelajaran tatap muka bagi satuan pendidikan di zona hijau pun masih harus dilakukan dengan sangat ketat dengan persyaratan berlapis.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Firman Taufiqurrahman, Wahyu Adityo Prodjo, Irfan Kamil | Editor: Aprilia Ika, Wahyu Adityo Prodjo, Yohanes Enggar Harususilo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com