Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK Minta Kepala Daerah "Berguru" Penanganan Covid-19 kepada Risma

Kompas.com - 17/06/2020, 07:03 WIB
Dheri Agriesta

Editor

SURABAYA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy bertemu dengan wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Selasa (16/6/2020).

Dalam pertemuan di Rumah Dinas Wali KOta Surabaya itu, Risma memaparkan langkah yang diambil Pemerintah Kota Surabaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 kepada Muhadjir.

Setelah mendengar pemaparan Risma, Muhadjir menyuruh salah stafnya untuk meminta kepala daerah lain di Indonesia agar belajar tentang penanganan Covid-19 ke Surabaya.

Terutama, bupati atau wali kota yang memiliki banyak kasus positif Covid-19.

"Suruh belajar ke sini mereka, biar tahu," kata Muhadjir di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Selasa (16/6/2020).

Muhadjir juga meminta salah satu staf Risma menyusun lebih rinci dan akurat paparan Risma.

Baca juga: Pesan Haru Pasien Covid-19 kepada Bupati: Saya Tak Tahu Masih Akan Hidup atau Tidak

Sehingga paparan itu bisa dipelajari semua orang.

"Supaya semua upaya yang telah dilakukan oleh Ibu Risma bersama jajarannya itu bisa dipelajari semua orang," kata Muhajir.

Apa saja yang disampaikan Risma?

Di hadapan Menko PMK, Risma menjelaskan Pemkot Surabaya bersiap menghadapi masa transisi menuju fase new normal atau tatanan kehidupan baru.

Salah satu cara dengan menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru pada Kondisi Pandemi Covid-19.

"Dalam Perwali itu dijelaskan secara detail tentang berbagai protokol kesehatan yang harus dijalankan oleh warga Kota Surabaya," kata Risma.

 

Risma optimistis bisa memutus mata rantai Covid-19 jika perwali itu diterapkan dengan baik.

Ia juga menjelaskan data terkonfirmasi positif Covid-19 di Surabaya tinggi karena tes cepat dan tes swab massal dan gratis yang digelar di beberapa titik di Surabaya.

Tes massal, kata Risma, penting untuk mencari dan melacak siapa saja yang terinfeksi Covid-19.

Sampai hari ini, tes massal masih dilakukan dan telah berlangsung selama 19 hari.

"Jadi kami memang mencari Pak, sebab kalau tidak kami cari, orang-orang yang terkena virus itu akan tambah bahaya," kata Risma.

Baca juga: Kepada Menko PMK, Risma Ungkap Cara Mengatasi Penyebaran Covid-19 di Surabaya

Risma bersyukur mendapatkan bantuan mobili laboratorium untuk pemeriksaan tes swab lewat metode polymerase chain reaction (PCR) dari Badan Intelijen Negara dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Sehingga, Pemkot Surabaya bisa menggelar tes cepat dan tes swab massal di Surabaya. Warga Surabaya juga antusias mengikuti tes gratis tersebut.

Pemkot Surabaya, kata Risma, langsung menindaklanjuti pasien yang dinyatakan reaktif berdasarkan tes cepat Covid-19. Tim medis langsung mengambil sampel cairan tenggorokan pasien.

"Nah sembari menunggu hasil tes swabnya itu, mereka kami isolasi di hotel atau di Hotel Asrama Haji bagi yang tidak menunjukkan gejala. Sedangkan warga yang tes swabnya positif dan menunjukkan gejala langsung kami rawat di rumah sakit," jelas Risma.

Sejak awal, Pemkot Surabaya telah melakukan pelacakan dan pengelompokan atau klaster pasien Covid-19 secara masif.

Sehingga, Pemkot Surabaya bisa mengetahui warga yang berstatus orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), dan pasien positif Covid-19.

 

Saat ini, data itu telah dipegang Risma, termasuk data pelacakan riwayat kontak pasien tersebut.

"Alhamdulillah, sampai hari ini tidak keluar dari data kami, biasanya pertambahan pasien positif itu berasal dari ODP atau PDP yang baru keluar swabnya dan ternyata positif, dan itu sudah kami pantau," jelas Risma.

Risma mengaku sampai saat ini gencar membentuk Kampung Tangguh Wani Jogo Surabaya agar masyarakat berpartisipasi aktif menekan penyebaran Covid-19.

Bahkan, ia telah berkoordinasi dengan Polres Tanjung Perak dan Polrestabes Surabaya untuk membentuk kampung tangguh hingga ke tingkat rukun warga (RW).

Baca juga: Tembus 8.053 Kasus Positif Covid-19 di Jatim, Gugus Tugas: Tidak Masalah Angkanya Tinggi

"Jadi kami juga menciptakan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ini untuk menjaga penyebarannya bisa terhambat di tingkat bawah. Kalau ini maksimal di tingkat bawah, saya yakin bisa menghambat penyebarannya," kata dia.

Kepada Muhadjir, Risma juga menjabarkan protokol kesehatan yang telah diterapkan di berbagai bidang sesuai Perwali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru pada kondisi pandemi Covid-19.

Pemkot Surabaya telah menata pasar tradisional, mal, hotel, tempat ibadah, dan transportasi umum.

"Jadi kami ada kampung tangguh, mal tangguh, tempat ibadah tangguh, pasar tangguh, dan berbagai bidang lain. Ini penting supaya warga ikut sadar dan bersama-sama melawan Covid-19 ini," kata Risma.

(Penulis: Kontributor Surabaya Ghinan Salman | Editor: Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com