Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Kontak dengan Pasien Positif Covid-19, Puluhan Warga Desa Ini Tolak Jalani Rapid Test

Kompas.com - 11/06/2020, 17:59 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak 21 warga Desa Sagu, Kecamatan Adonara , Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menolak menjalani rapid test virus corona baru atau Covid-19. 

Mereka diduga melakukan kontak dengan pasien 02 positif Covid-19 di Flores Timur yang berasal dari Desa Sagu.

Pasien 02 tersebut terpapar virus corona baru atau Covid-19 dari klaster Ijtima Ulama Gowa, Sulawesi Selatan.

"Penolakan 21 warga yang enggan rapid test itu hanya karena nama mereka masuk daftar tracing dari petugas Dinas Kesehatan Flores Timur," kata Kepala Desa Sagu Taufik Nasrun saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/6/2020).

Taufik menjelaskan awalnya sebanyak 22 warga Desa Sagu masuk dalam daftar riwayat kontak dengan pasien 02 Covid-19 di Flores Timur.

Baca juga: Satu Warga Terlibat Ambil Paksa Jenazah PDP di RS Labuang Baji Reaktif Rapid Test

Taufik bersama tim Gugus Tugas Covid-19 dari Kecamatanan Adonara menjadwalkan rapid test virus corona baru pada Senin (1/6/2020). Tapi, warga menolak.

Pada Rabu (3/6/2020), Taufik bersama perwakilan Polri dan TNI menemui 22 warga tersebut. Ia mengonfirmasi langsung terkait riwayat kontak dengan pasien 02.

Tapi, hanya satu warga yang mengaku pernah berinteraksi dengan pasien 02 positif Covid-19 itu.

"Sedangkan yang 21 orang ini tidak mengaku," kata dia.

Warga yang mengaku pernah berinteraksi dengan pasien 02 positif Covid-19 itu telah menjalani rapid test virus corona baru atau Covid-19 pada Rabu (3/6/2020). Hasilnya, nonreaktif.

 

Taufik masih menunggu arahan dari tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Flores Timur untuk menindaklanjuti masalah itu.

Baca juga: Rapid Test Ratusan Ibu Hamil di Blora, 19 Orang Tunjukkan Hasil Reaktif

 

Ia berharap, 21 warga desa itu melakukan rapid test virus corona baru atau Covid-19.

"Sampai saat ini 21 warga yang tolak rapid test juga tidak menjalani karantina mandiri. Saya juga masih lakukan koordinasi dengan Camat Adonara," kata Taufik.

 

Penutupan akses menuju Desa Sagu

Akibat penolakan puluhan warga untuk menjalani rapid test virus corona baru atau Covid-19, desa tetangga di Pulau Adonara menutup diri dari Desa Sagu.

Warga desa tetangga menutup akses jalan karena takut dengan masyarakat Desa Sagu yang melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19.

Taufik mengatakan, penutupan akses jalan itu dilakukan berdasarkan surat yang dikeluarkan Camat Kelubagolit pada 5 Juni 2020.

"Mereka palang itu atas dasar surat imbauan dari Camat Kelubagolit," kata Taufik.

Baca juga: Anak Kandung Jadi Tersangka Ambil Paksa Jenazah PDP di RS Stella Maris Makassar

Penutupan akses jalan, kata dia, membuat aktivitas perdagangan warga Desa Sagu terganggu.

Warga desa tak bisa ke Pasar Waiwerang untuk berjualan.

Ilustrasi rapid test Covid-19. SHUTTERSTOCK Ilustrasi rapid test Covid-19.

Catatan redaksi soal rapid test

Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.

Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.

Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan tes swab dengan metode PCR (polymerase chain reaction).

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar dan Kalsel 11 Juni 2020

Hasil rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).

Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com