Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keributan Kembali Terjadi di RS Pancaran Kasih, Keluarga PDP Mau Ambil Jenazah

Kompas.com - 02/06/2020, 12:58 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Dia juga menuturkan, saat ini kondisi di RS Pancaran Kasih sudah aman.

"Keluarga juga setuju dikuburkan secara protokol pemakaman di Langowan," ujarnya.

Yusak berharap, insiden seperti ini tidak terjadi lagi.

"Karena pemerintah mengacu pada protokol pemakaman jenazah meninggal. Hal ini untuk menghindari dari hal-hal tidak dinginkan. Apalagi kalau yang meninggal hasilnya nanti positif, jadi menjaga segala kemungkinan," katanya.

Baca juga: Jadi Klaster Aktif Penyebaran Covid-19, Pasar Pinasungkulan Manado Berlakukan Ganjil Genap

Sebelumnya, keributan terjadi di Rumah Sakit Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Pancaran Kasih Kota Manado, Sulawesi Utara, pada Senin (1/6/2020) sore, setelah adanya seorang PDP yang meninggal dunia.

Sejumlah orang yang masih keluarga pasien itu dikabarkan menolak pemakaman berlangsung sesuai prosedur Covid-19.

Pasien yang meninggal adalah warga Kelurahan Ternate Baru, Lingkungan I, Kecamatan Singkil, Kota Manado, yang berusia 52 tahun.

Dia mengalami pneumonia hingga tidak sadarkan diri sebelum meninggal dunia.

Ada keributan itu dibenarkan Direktur Utama RS GMIM Pancaran Kasih Kota Manado Frangky Kambey.

Namun, Frangky membantah telah mengizinkan pihak keluarga membawa pulang jenazah pasien untuk dimakamkan tanpa sesuai prosedur Covid-19.

Baca juga: Mulai Besok, Jam Operasional Ritel di Manado Dibatasi

 

"Kami tidak membolehkan (jenazah dibawa pulang). Kalau kami bolehkan, jelas kami bisa diproses melanggar protokol penanganan jenazah Covid-19," kata Frangky saat dikonfirmasi Kompas.com via telepon, Selasa (2/6/2020).

Menurutnya, pengurusan jenazah sudah mengikuti fatwa Majelis Ulama Indonesia nomor 18 tahun 2020 karena pasien itu beragama Islam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com