Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Genting Berjatuhan, Saya Mengangkat Lemari Kayu Demi Menyelamatkan Ayah"

Kompas.com - 27/05/2020, 19:35 WIB
Pythag Kurniati

Editor

 

Angkat lemari kayu untuk selamatkan ayah

Dia menceritakan bahwa ibundanya hampir tertimpa tiang penyangga bangunan.

"Saat menyelamatkan ayah saya itu saya melompat dan mengangkat lemari kayu. Lalu saya gendong, padahal kalau normal (tidak gempa) mungkin tidak kuat," ujar Heri.

Setelah peristiwa itu, dia bersama 10 keluarga korban gempa harus tinggal di barak.

Bencana tersebut membuatnya kembali membangun rumah dengan struktur bangunan yang lebih kuat.

"Pengalaman mas, lebih baik membangun rumah dengan struktur kuat dengan besi yang sesuai standar," ucap Heri.

Baca juga: 14 Tahun Gempa Yogya: Kisah Warga Satu Dusun di Sleman Naik Truk Bantu Korban Gempa di Bantul

Peringatan dengan doa dari jauh

Ilustrasi gempabodnarchuk Ilustrasi gempa
Peringatan bencana gempa tersebut selalu digelar setiap tahunnya, namun tidak kali ini.

Pandemi Covid-19 membuat peringatan bencana yang menewaskan lebih dari 5.782 orang itu terpaksa hanya dilakukan secara sendiri-sendiri.

"Hanya menyampaikan doa bersama. Dari jauh, berdoa bersama," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto saat dihubungi Kompas.com melalui telepon.

Dari sejumlah orang tewas tersebut, 4.143 korban berasal dari Bantul. Jumlah rumah rusak total 71.763, rusak berat 71.372, rusak ringan 66.359 rumah.

Dengan kondisi tersebut, desa-desa di Yogyakarta, terutama Kabupaten Bantul dan Jawa Tengah selatan diharapkan menjadi desa tangguh bencana.

"Kami berharap 14 tahun ini masyarakat semakin bijak menyikapi kondisi alam, yang mana tidak bisa dilupakan begitu saja. Kita tinggal didaerah rawan bencana," kata Dwi.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com