Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNNP Jateng Sebut Pabrik Sabu di Semarang Sudah Kosong dan Terkunci

Kompas.com - 20/05/2020, 13:20 WIB
Riska Farasonalia,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kasi Intel BNN Provinsi Jateng Kunarto Marzuki menegaskan kondisi rumah yang dijadikan pembuatan narkoba di Cluster Graha Taman Pelangi Bukit Semarang telah lama dikosongkan dan terkunci rapat.

Hal ini hasil pengembangan kasus tertangkapnya eks pemain Persela Eko Susan Indarto dan pemain Liga 2 asal klub PSHW M. Choirun Nasirini, eks Ketua Askot PSSI Jakut Dedi A. Manik dan seorang sopir Novin Ardian.

"Itu home industri narkoba, sekarang sudah kosong dan dikunci rapat. Gak ada uang tunai yang diamankan," kata Kunarto saat dikonfirmasi, Rabu (20/5/2020).

Baca juga: Buntut Penangkapan 2 Pemain Bola dan Askot PSSI Jakut, BNN Gerebek Pabrik Sabu di Semarang

Diberitakan sebelumnya, sindikat pabrik gelap narkoba jenis sabu itu telah dibongkar di Mijen oleh tim gabungan BNN Jateng dan Jatim.

Diketahui sindikat tersebut dikendalikan oleh jaringan internasional yang ada di Malaysia.

Pasalnya, tim gabungan mendapati peralatan pengolahan sabu yang berasal dari Malaysia.

"Sindikat narkobanya asalnya dari Malaysia. Itu termasuk komplotan internasional. Bahan-bahannya dikirim dari sana. Saat ini kita sedang perdalam proses penyelidikanya," ujarnya.

Baca juga: Sindikat Narkoba Jerat Pemain Bola dan Wasit, BNN Gerebek Pabrik Sabu di Semarang

Terdapat 20 lebih barang bukti yang telah dibawa oleh petugas gabungan BNN Jateng dan BNN Jatim ke Surabaya.

Barang bukti yang diamankan berupa satu set lengkap alat prekusor jenis HCL yang dipakai untuk mengolah narkoba. Juga Ada alat asetone serta perlatan produksi lainnya yang disita petugas.

"Dari dalam rumah, ada mesin prekusor untuk tempat pengolahan narkoba dan banyak bahan kimia cair. Jumlahnya ada 20 lebih barbuk yang disita. Sabu yang sudah jadi 5 kilo dibawa ke Surabaya," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com