Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Manusia Karung" di Semarang Ditertibkan, Sengaja Bawa Karung untuk Tarik Simpati

Kompas.com - 20/05/2020, 09:08 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, fenomena kemunculan manusia karung atau pengemis dadakan di Kota Semarang semakin ramai.

Terlebih, semasa pandemi ini belakangan keberadaan mereka kerapkali dijumpai di tepi jalan protokol, perempatan lampu merah ataupun di pusat keramaian.

Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto mengatakan istilah manusia karung digunakan untuk menyebut pengemis dadakan yang akhir-akhir ini banyak terlihat di pinggir jalan Kota Semarang.

"Mereka memang sengaja membawa karung untuk menarik simpati pengguna jalan yang akan memberi sedekah atau akan memberikan pembagian sembako gratis," ujar Fajar saat dihubungi, Selasa (19/5/2020).

Baca juga: Manusia Karung Marak di Semarang, Siapa Mereka?

Fajar mengungkapkan tak bisa dipungkiri pengemis dadakan itu memang seringkali muncul pada saat menjelang Lebaran.

Maka dari itu, untuk mengatasi merebaknya manusia karung itu, pihaknya telah menyisir sejumlah kawasan di Kota Semarang yang berpotensi menjadi tempat mereka mangkal.

"Kita telah melakukan penertiban manusia karung atau PGOT. Lokasinya mulai dari lampu merah Jrakah, Kalibanteng, Karangayu, Simpang Lima dan di sekitar Masjid Diponegoro. Selain itu kita juga menemukan para pengamen di Jalan Pandanaran," katanya.

Fajar menyebut dari hasil penelusuran pihaknya mengamankan sebanyak 31 pengemis dadakan yang berbekal karung dan juga pengamen jalanan.

"Mereka sudah kita tertibkan dan dibawa ke kantor Satpol PP untuk diberikan pengarahan termasuk soal bahaya Covid-19. KTP juga kita sita untuk didata dan membuat surat pernyataan berjanji tidak mengulangi perbuatannya," ungkapnya.

Baca juga: Cerita Dinsos Tasikmalaya Sulit Taklukkan Para Pengemis dan Anak Punk

Fajar menuturkan sebagian dari manusia karung itu merupakan warga pendatang dari luar Kota Semarang.

"Mereka ada yang datang dari luar kota Semarang. Biasanya mereka didrop atau naik angkot turun di Semarang untuk sengaja mengemis," tandasnya.

Oleh sebab itu, pihaknya akan terus berupaya melakukan penertiban PGOT hingga sehari sebelum Lebaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com