Begitu juga BM, driver ambulans, dia juga memilih menyembunyikan tugasnya yang sekarang karena istri sedang hamil.
“Saya tidak cerita ikut angkut jenazah, saya bercerita terjun di urusan Covid-19, seperti penyemprotan disinfektan dan sosialisasi,” kata dia.
Sampai sekarang, sang istri tidak mengetahui kegiatan GR yang mengantarkan jenazah.
Begitu juga dengan para tetangganya, mereka hanya mengerti GR memiliki kegiatan di PMI dalam urusan donor darah.
“Saya khawatir istri kepikiran dengan tugas yang sekarang, sehingga tidak cerita,” tambah BM, supir ambulans.
Para pengantar jenazah tersebut memiliki beban yang tidak ringan.
Baca juga: Cerita Mahasiswa Asal Jember yang Bertahan di Yogyakarta Selama Wabah Covid-19
Sebab, komitmen awal mereka adalah memastikan mengantar dan merawat jenazah secara bermartabat sesuai keyakinan agama masing-masing.
“Jenazah sebelum dimakamkan, saya pastikan identitas agamanya,” terang dia.
Kalau beragama Muslim, maka prosedur pemakaman sesuai Islam harus dilakukan.
Seperti dimandikan, dikafani dan sesuai protokol Covid-19.