Mereka kukuh tak mau menyerahkan anaknya. Sebab, anaknya tak terlihat menunjukkan gejala sakit virus corona baru atau Covid-19.
Menurut Kaji Mbing, orangtua pasien menilai hanya orang sakit yang seharusnya dibawa ke rumah sakit.
Sementara anaknya terlihat sehat-sehat saja karena mengarah ke kategori orang tanpa gejala (OTG).
“Kami pun sudah menjelaskan bahwa anaknya termasuk pasien yang positif namun tidak memiliki gejala klinis Covid-19. Tetapi mereka tetap bersikukuh anaknya dalam kondisi sehat dan tidak sakit,” ungkap Kaji Mbing.
Keluarga merasa dizalimi
Tak cuma diadang, ayah kandung pasien tersebut sempat membaca doa dengan suara keras selama proses penjemputan pasien itu.
Baca juga: Pikirkan Kebutuhan Keluarga, 10 Pasien Positif dan PDP Covid-19 Kabur dari Karantina
Sang ayah menuding Kaji Mbing menyakiti dan menzalimi keluarga mereka.
Padahal, tim medis dari Pemkab Madiun hendak mengevakuasi anaknya agar mendapatkan perawatan yang layak di rumah sakit.
“Justru mereka malah memiliki paham tersendiri yang katanya saya malah menyakiti, menzalimi. Tetapi saya sampaikan yang namanya pemerintah pasti tidak akan menjerumuskan masyarakatnya,” ujar Kaji Mbing.
Adu argumen antara Kaji Mbing dan keluarga pasien berlangsung sekitar satu jam.