Salin Artikel

Kronologi Keluarga Pasien Positif Covid-19 Tolak Anaknya Dievakuasi Tim Medis

Pasien positif Covid-19 itu merupakan santri dari Pondok Pesantren Al Fatah Temboro, Magetan.

Setelah menerima hasil tes swab santri itu, tim dari Dinas Kesehatan Madiun dan RSUD Dolopo langsung menjemputnya.

Tapi, keluarga pasien menolak santri tersebut dibawa oleh tim medis dari Dinas Kesehatan dan RSUD Dolopo.

“Saat didatangi petugas dari Dinkes dan RSU keluarganya menolak anaknya dibawa ke rumah sakit. Kedua orang tua anak itu menolak anaknya yang positif Covid-19 dibawa ke rumah sakit lantaran merasa anaknya dalam kondisi sehat,” kata Ahmad Dawami kepada Kompas.com, Jumat (15/5/2020).

Perisitiwa itu terjadi pada Kamis (14/5/20200. Tim medis berusaha membujuk keluarga agar pasien tersebut mendapatkan perawatan.

Tim medis bahkan mendatangkan kepala desa dan camat setempat untuk membujuk keluarga pasien. Tapi, mereka tetap tak mengizinkan anaknya dibawa ke rumah sakit.

Keluarga menganggap santri laki-laki yang positif Covid-19 itu tidak terlihat sakit.

Tim medis yang kewalahan melaporkan hal tersebut kepada Bupati Madiun Ahmad Dawami atau yang akrab disapa Kaji Mbing.

Mendengar hal itu, Kaji Mbing langsung turun ke lokasi.

Tiba di lokasi, kedua orangtua pasien itu mengadang Kaji Mbing di pintu rumah.


Mereka kukuh tak mau menyerahkan anaknya. Sebab, anaknya tak terlihat menunjukkan gejala sakit virus corona baru atau Covid-19.

Menurut Kaji Mbing, orangtua pasien menilai hanya orang sakit yang seharusnya dibawa ke rumah sakit.

Sementara anaknya terlihat sehat-sehat saja karena mengarah ke kategori orang tanpa gejala (OTG).

“Kami pun sudah menjelaskan bahwa anaknya termasuk pasien yang positif namun tidak memiliki gejala klinis Covid-19. Tetapi mereka tetap bersikukuh anaknya dalam kondisi sehat dan tidak sakit,” ungkap Kaji Mbing.

Keluarga merasa dizalimi

Tak cuma diadang, ayah kandung pasien tersebut sempat membaca doa dengan suara keras selama proses penjemputan pasien itu.

Sang ayah menuding Kaji Mbing menyakiti dan menzalimi keluarga mereka.

Padahal, tim medis dari Pemkab Madiun hendak mengevakuasi anaknya agar mendapatkan perawatan yang layak di rumah sakit.

“Justru mereka malah memiliki paham tersendiri yang katanya saya malah menyakiti, menzalimi. Tetapi saya sampaikan yang namanya pemerintah pasti tidak akan menjerumuskan masyarakatnya,” ujar Kaji Mbing.

Adu argumen antara Kaji Mbing dan keluarga pasien berlangsung sekitar satu jam.


Akhirnya, kedua orangtua santri itu menyerahkan anaknya untuk diisolasi di RSUD Dolopo Madiun. Mereka berharap anaknya segera sembuh.

Menurut Kaji Mbing, terdapat 15 kasus positif Covid-19 di Kabupaten Madiun hingga Kamis (14/5/2020).

Di Madiun, terdapat dua klaster penyebaran Covid-19, klaster pelatihan tenaga kesehatan haji di Sukolilo, Surabaya, dan klaster Ponpes Al Fatah Temboro, Magetan.

Berdasarkan catatan riwayat penjemputan, evakuasi pasien positif Covid-19 dari klaster Ponpes Temboro lebih sulit dilakukan.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/15/12022251/kronologi-keluarga-pasien-positif-covid-19-tolak-anaknya-dievakuasi-tim

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke