Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Keluarga Pasien Positif Covid-19 Tolak Anaknya Dievakuasi Tim Medis

Kompas.com - 15/05/2020, 12:02 WIB
Muhlis Al Alawi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Bupati Madiun Ahmad Dawami terpaksa turun tangan menjemput paksa seorang pasien positif Covid-19 di Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.

Pasien positif Covid-19 itu merupakan santri dari Pondok Pesantren Al Fatah Temboro, Magetan.

Setelah menerima hasil tes swab santri itu, tim dari Dinas Kesehatan Madiun dan RSUD Dolopo langsung menjemputnya.

Tapi, keluarga pasien menolak santri tersebut dibawa oleh tim medis dari Dinas Kesehatan dan RSUD Dolopo.

“Saat didatangi petugas dari Dinkes dan RSU keluarganya menolak anaknya dibawa ke rumah sakit. Kedua orang tua anak itu menolak anaknya yang positif Covid-19 dibawa ke rumah sakit lantaran merasa anaknya dalam kondisi sehat,” kata Ahmad Dawami kepada Kompas.com, Jumat (15/5/2020).

Baca juga: Cerita Bupati Madiun Dihadang Orangtua Saat Jemput Paksa Santri Positif Corona

Perisitiwa itu terjadi pada Kamis (14/5/20200. Tim medis berusaha membujuk keluarga agar pasien tersebut mendapatkan perawatan.

Tim medis bahkan mendatangkan kepala desa dan camat setempat untuk membujuk keluarga pasien. Tapi, mereka tetap tak mengizinkan anaknya dibawa ke rumah sakit.

Keluarga menganggap santri laki-laki yang positif Covid-19 itu tidak terlihat sakit.

Tim medis yang kewalahan melaporkan hal tersebut kepada Bupati Madiun Ahmad Dawami atau yang akrab disapa Kaji Mbing.

Mendengar hal itu, Kaji Mbing langsung turun ke lokasi.

Tiba di lokasi, kedua orangtua pasien itu mengadang Kaji Mbing di pintu rumah.

 

Mereka kukuh tak mau menyerahkan anaknya. Sebab, anaknya tak terlihat menunjukkan gejala sakit virus corona baru atau Covid-19.

Menurut Kaji Mbing, orangtua pasien menilai hanya orang sakit yang seharusnya dibawa ke rumah sakit.

Sementara anaknya terlihat sehat-sehat saja karena mengarah ke kategori orang tanpa gejala (OTG).

“Kami pun sudah menjelaskan bahwa anaknya termasuk pasien yang positif namun tidak memiliki gejala klinis Covid-19. Tetapi mereka tetap bersikukuh anaknya dalam kondisi sehat dan tidak sakit,” ungkap Kaji Mbing.

Keluarga merasa dizalimi

Tak cuma diadang, ayah kandung pasien tersebut sempat membaca doa dengan suara keras selama proses penjemputan pasien itu.

Baca juga: Pikirkan Kebutuhan Keluarga, 10 Pasien Positif dan PDP Covid-19 Kabur dari Karantina

Sang ayah menuding Kaji Mbing menyakiti dan menzalimi keluarga mereka.

Padahal, tim medis dari Pemkab Madiun hendak mengevakuasi anaknya agar mendapatkan perawatan yang layak di rumah sakit.

“Justru mereka malah memiliki paham tersendiri yang katanya saya malah menyakiti, menzalimi. Tetapi saya sampaikan yang namanya pemerintah pasti tidak akan menjerumuskan masyarakatnya,” ujar Kaji Mbing.

Adu argumen antara Kaji Mbing dan keluarga pasien berlangsung sekitar satu jam.

 

Akhirnya, kedua orangtua santri itu menyerahkan anaknya untuk diisolasi di RSUD Dolopo Madiun. Mereka berharap anaknya segera sembuh.

Menurut Kaji Mbing, terdapat 15 kasus positif Covid-19 di Kabupaten Madiun hingga Kamis (14/5/2020).

Baca juga: Terjangkit Corona dari Anak Majikan, Karyawati Kabur dari Tempat Karantina

Di Madiun, terdapat dua klaster penyebaran Covid-19, klaster pelatihan tenaga kesehatan haji di Sukolilo, Surabaya, dan klaster Ponpes Al Fatah Temboro, Magetan.

Berdasarkan catatan riwayat penjemputan, evakuasi pasien positif Covid-19 dari klaster Ponpes Temboro lebih sulit dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com