KULON PROGO, KOMPAS.com – Warga Kampung RT 89 diisolasi di Pedukuhan Anjir, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Isolasi akan berlangsung selama dua pekan, atau Puskesmas Kokap I setempat menyarankan hal lain.
Selama isolasi, warga tidak boleh keluar dari kampungnya. Pun sebaliknya, tidak ada yang boleh masuk ke kampung itu, kecuali tim medis dan tim penanganan Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19).
“Suka tak suka, senang tak senang, sesuai dengan anjuran puskesmas. Walau tidak berinteraksi langsung. Kami tidak mau berisiko,” kata Kepala Dukuh Anjir, Saifudin, Minggu (3/4/2020).
Baca juga: 7 Warga Dharmasraya, Sumbar, Positif Covid-19, Terjangkit Saat Ikuti Ijtima Ulama Gowa
Semua berawal dari salah satu warga dari desa tetangga mengikuti shalat Jumat di masjid Al Fatah yang berada di wilayah RT 89. Ia menunjukkan hasil rapid diagnostic test (RDT) yang reaktif.
Warga ini berasal dari Pedukuhan Bibis, Kalurahan Hargowilis.
Bibis bersebelahan dengan Anjir, Hargorejo.
Ia langsung dilarikan ke RSUD Wates sebagai pasien dalam pengawasan dan kini menunggu hasil laboratorium dari swab miliknya.
Warga Bibis ini jalani RDT lantaran memiliki riwayat pernah menghadiri ijtima ulama Gowa, Maret 2010 lalu.
Warga ini sempat membuat tidak nyaman warga di hari kepulangannya pada 27 Maret 2020.
Sepulang dari Gowa, ia menunjukkan gejala batuk yang cukup sering ketika ikut mengumandangkan azan magrib pada hari kedatangannya, 27 Maret 2020.
Warga sebenarnya curiga karena yang bersangkutan batuk dan terlihat bernafas berat. Warga menyarankan ia memeriksakan diri.
“Ia mendapat obat setelah diperiksa. Oleh RSUD, ia diminta untuk mengisolasi mandiri,” kata Saifudin.
Warga Bibis ini tampak selama 2 pekan melakukan isolasi mandiri di rumah. Tak lama, ia muncul lagi di Al Fatah dan ikut shalat Jumat di masjid Al Fatah pada 24 April 2020.
Sepekan kemudian, petugas puskesmas memeriksa yang bersangkutan, Kamis (30/4/2020).