Rapid test menunjukkan reaktif. Ia langsung dilarikan ke RSUD Wates lantas menjalani isolasi sambil menunggu hasil swab.
Sementara itu, puskesmas dan pihak kedukuhan mulai melacak kontak erat pasien ini, Jumat (1/5/2020).
Didapati, ia pernah ikut shalat Jumat di Al Fatah. Saat itu, sebanyak 24 warga RT 89 mengikuti shalat berjamaah.
RT 89 terdiri 16 kepala keluarga atau 47 jiwa yang tinggal dalam 9 rumah.
Di RT ini, usia sekolah sekitar 10-12 orang. Lansia antara 13-15 orang. Sisanya usia produktif.
Dengan jumlah itu, diputuskanlah karantina warga 1 RT itu sejak Sabtu (2/5/2020).
Keputusan ini disepakati warga Anjir. Beberapa jalan kampung menuju RT 89 akan ditutup dengan portal. Jalur utamanya bahkan dijaga sangat ketat anak-anak muda.
Selama masa karantina kampung itu, banyak pihak membantu kelancaran logistik. Namun, semua hanya boleh dilakukan satu pintu, yakni lewat pos jaga yang ditentukan.
Sepanjang karantina, mereka berkomunikasi dengan ponsel maupun handytalkie.
Ketua RT 89 memfasilitasi komunikasi dalam kampung.
“Pokoke ora oleh metu. Ono opo-opo lewat posko. Yang meng-cover panitianya dari Jaga Warga dan pedukuhan,” kata Saifudin.
“Pak RT jadi koordinator yang saling menyampaikan pakai HP dan HT. Yang boleh masuk petugas. Orang lain tidak boleh masuk, atau orang tidak boleh keluar,” kata Saifudin.
Baca juga: 1.300 Warga NTB Jadi Peserta Ijtima Ulama Gowa, Pemda Lakukan Tracing
Selama berlangsung karantina, warga mengumpulkan donasi untuk membantu kelancaran proses isolasi.
Warga juga saling bantu untuk memenuhi kebutuhan warga selama diisolasi.
“Bantuan juga akan datang dari pemerintah desa,” pungkas Saifudin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.