Seorang pasien berusia 20 tahun yang dirawat di ruang isolasi RSU dr Slamet Garut sempat kabur dari ruang isolasi.
Pasien itu berstatus PDP, tetapi kemudian dinyatakan positif corona dari hasil tes swab.
Juru bicara tim penanganan Covid-19 Pemkab Garut Ricky Rizky Drajat menjelaskan, pasien ingin pulang dan takut berada di ruang isolasi.
Pasien itu pun kemudian memutuskan kabur dengan beralasan ke toilet.
"Jadi izin ke dokter mau ke toilet, tapi ternyata pulang ke rumahnya," kata Ricky.
Akibat kaburnya pasien, pihak terkait melakukan tracing atau pelacakan terhadap warga Cigedug yang pernah bersentuhan dengan pasien.
"Warga di satu kampung tempat tinggal pasien itu akan menjalani rapid test dan kemungkinan akan diminta isolasi mandiri, karena banyak yang kontak, bisa sampai 100 orang lebih," jelas Wakil Bupati Garut Helmi Budiman.
Pasien itu kemudian dinyatakan meninggal dunia di ruang isolasi RSU dr Slamet Garut pada Rabu (1/4/2020).
Baca juga: Sederet Potret Kemiskinan di Tengah Pandemi, Tak Makan 2 Hari, Jual HP Rp 10.000, dan Nekat Mencuri
Awalnya, pasien yang berprofesi sopir itu berstatus PDP.
Pada Jumat (24/4/2020), hasil tes swab pasien itu keluar dan hasilnya positif corona.
AT kabur lantaran merasa jenuh di rumah sakit. Ia pun melarikan diri dibantu istrinya.
Pasien itu juga sempat meminta pulang dan mengancam mogok makan hingga bunuh diri.
Namun, pada malam harinya sekitar pukul 19.30 WIB, pasien tak ada di ruang perawatan dan sudah mencabut infusnya.
Dari pemeriksaan CCTV, pasien kabur dibantu istrinya.
Sehari setelah kabur, polisi menghubungi pihak rumah sakit dan mengatakan pasien sudah ditemukan.
Ia ditemukan di kampung halamannya di Desa Dawuhan, Kabupaten Tegal, Minggu (19/4/2020).