KARAWANG, KOMPAS.com - Sekitar pukul 17.00 WIB, Taopik (69) mendorong gerobak cincaunya melintasi Alun-alun Karawang, Jawa Barat.
Ia menjajakan cincau buatannya bagi yang hendak berbuka puasa.
Sembari meracik cincau yang ia jual seharga Rp 5.000 itu, ia bercerita jika Dedi Mulyadi kerap membeli cincaunya saat ia berjualan di Purwakarta.
Saat itu, katanya, Dedi masih menjabat sebagai Bupati Purwakarta.
"Saya dulu ikut orang Bandung jualan di Purwakarta. Terus jualan sendiri di Karawang," kata Taopik ditemui di sela berjualan, Senin (27/4/2020).
Taopik merupakan salah satu pedagang kecil di Karawang yang terdampak pandemi corona.
Baca juga: Cerita Sunarsih, Nenek Penjual Nasi Pecel Sumbangkan Celengan Umrah untuk Korban Corona
Dalam sehari setelah berkeliling ke berbagai tempat, kini pendapatannya tak sampai Rp 100.000. Bahkan tak jarang hanya Rp 50.000 sehari.
Padahal sebelum Covid-19 mewabah, pendapatannya sekitar Rp 250.000 setelah seharian berkeliling berjualan.
"Sayang sering kebuang ini (cincaunya)," kata Taopik, Senin (27/4/2020).
Meski begitu, Taopik mengaku ikhlas dan memaklumi lantaran saat ini Corona tengah mewabah.
Meski begitu, ia tak berhenti berikhtiar. Ia tetap berkeliling mendorong gerobak cincaunya.
Baca juga: Cerita Penjual Rempah-rempah di Semarang, Dulu Sehari Laku 1 Kg Sekarang 10 Kg