Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penjual Cincau Langganan Dedi Mulyadi, Ikhlas Berikhtiar di Tengah Pandemi Corona

Kompas.com - 27/04/2020, 17:46 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Sekitar pukul 17.00 WIB, Taopik (69) mendorong gerobak cincaunya melintasi Alun-alun Karawang, Jawa Barat.

Ia menjajakan cincau buatannya bagi yang hendak berbuka puasa.

Sembari meracik cincau yang ia jual seharga Rp 5.000 itu, ia bercerita jika Dedi Mulyadi kerap membeli cincaunya saat ia berjualan di Purwakarta.

Saat itu, katanya, Dedi masih menjabat sebagai Bupati Purwakarta.

"Saya dulu ikut orang Bandung jualan di Purwakarta. Terus jualan sendiri di Karawang," kata Taopik ditemui di sela berjualan, Senin (27/4/2020).

Taopik merupakan salah satu pedagang kecil di Karawang yang terdampak pandemi corona.

Baca juga: Cerita Sunarsih, Nenek Penjual Nasi Pecel Sumbangkan Celengan Umrah untuk Korban Corona

Pendapatan merosot, sering buang barang dagangan

 

Dalam sehari setelah berkeliling ke berbagai tempat, kini pendapatannya tak sampai Rp 100.000. Bahkan tak jarang hanya Rp 50.000 sehari.

Padahal sebelum Covid-19 mewabah, pendapatannya sekitar Rp 250.000 setelah seharian berkeliling berjualan. 

"Sayang sering kebuang ini (cincaunya)," kata Taopik, Senin (27/4/2020).

Meski begitu, Taopik mengaku ikhlas dan memaklumi lantaran saat ini Corona tengah mewabah.

Meski begitu, ia tak berhenti berikhtiar. Ia tetap berkeliling mendorong gerobak cincaunya.

Baca juga: Cerita Penjual Rempah-rempah di Semarang, Dulu Sehari Laku 1 Kg Sekarang 10 Kg

 

Hanya bisa berkeliling jelang buka puasa

 

Apalagi, kini ia hanya bisa berkeliling menjelang waktu berbuka puasa.

"Ya kan keadaannya lagi kaya gini," ungkap pria asal Kelurahan Tanjungpura, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang itu.

Keadaan serba sulit dialaminya, terutama memasuki bulan puasa. Ia bercerita, saat munggahan putri bungsunya bilang ingin makan ayam.

Namun setelah dihitung-hitung uangnya tak cukup untuk membeli seekor ayam.

Ia akhirnya hanya membeli telur.

"Saya beli sekilo telur, yang lebih murah. Untungnya anak saya ngerti," kata dia.

Baca juga: Peternak Bingung, Harga Ayam Anjlok hingga Rp 6.000 Per Kg di Tengah Wabah Corona

Diberi sembako oleh dermawan

Ia bercerita, saat tengah menjajakan cincau dan di tengah sepinya pembeli, ada seorang dermawan yang memberikan sembako, masker, dan sarung tangan.

Ia bersyukur masih ada dermawan yang peduli akan nasibnya sebagai pedagang keliling yang hidup dari pendapatan harian. 

"Alhamdulillah. Gak tahu siapa, pakai mobil berhenti, ngasih sembako," ungkapnya.

Taopik pun berharap pandemi Covid-19 segera berakhir dan aktivitas bisa pulih seperti biasanya.

"Semoga segera berakhir," kata dia.

Baca juga: Timbun Masker, Penjual Bakso di Madiun Ditangkap, Dijual Rp 285.000 Per Kotak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com