Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat PDP Garut Kabur dari Isolasi, Meninggal Dunia Dinyatakan Positif Corona...

Kompas.com - 23/04/2020, 09:49 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Seorang PDP di Garut kabur dari ruang isolasi rumah sakit dan pulang ke rumahnya. Setelah menjalani perawatan kembali di rumah sakit, PDP tersebut meninggal dunia.

Pasien adalah seorang pria berusia 20 tahu asal Kecamatan Cigedug. Selama ini tinggal dan bekerja di wilayah Bogor.

Pada Maret 2020, ia memilih pulang kampung dan mengeluh sakit. Ia pun dinyatakan PDP dan masuk ke ruang isolasi di RSDU dr Slamet Garut.

Baca juga: Kisah Satu Kampung di Garut Diisolasi, 315 KK Harus Diam di Rumah

Suatu hari dia izin ke dokter untuk ke toilet. Namun ternyata dia kabur dan pulang ke rumahnya. Petugas pun segera menjemput pria berusia 20 tahun dari rumahnya dan kembali mengisolasinya di rumah sakit.

Pada 27 Maret 2020, pasien tersebut menjalani tes swab. Namun tiga hari kemudian, tepatnya Rabu (1/4/2020) ia meninggal dunia dengan status sebagai PDP.

Dari hasil lab yang keluar Senin (20/4/2020), pria berusia 20 tahun tersebut dinyatakan positif corona.

Baca juga: 1 Kampung Diisolasi, Wabup Garut Minta Ridwan Kamil Percepat Hasil Tes Swab

Kontak dengan 100 orang lebih

Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut kemudian melakukan tracing dan menemukan sedikitnya 100 orang yang kontak erat dengan PDP sebelum dia meningggal.

“Warga di satu kampung tempat tinggal pasien itu akan menjalani rapid test dan kemungkinan akan diminta isolasi mandiri, karena banyak yang kontak, bisa sampai 100 orang lebih,” jelas Wakil Bupati Garut Helmi.

Menurut Helmi, PDP sebenarnya melakukan kontak erat dengan 41 kepala keluarga di kampungnya, Namun dengan beberapa petimbangan,  warga di kampung di Desa Cogedug diisolasi mulai Rabu (22/4/2020).

Baca juga: PDP Kabur dari Isolasi Meninggal, Ternyata Positif Corona, Warga Sekampung Diisolasi

“Iya ini isolasi mandiri, pertimbangannya pertama adalah daerah ini sudah bisa ditetapkan sebagai zona merah, karena di sini ada yang positif dan meninggal. Yang kedua, kontak eratnya yang paling banyak itu kumpul di kampung ini, ada sekitar 41 kepala keluarga,” kata Helmi Rabu.

Isolasi kampung yang tempati 315 kepala keluarga dilakukan untuk pencegah penyebaran virus corona.

Baca juga: 1 Kampung Diisolasi, Wabup Garut Minta Ridwan Kamil Percepat Hasil Tes Swab

Selama karantina mandiri, warga mendapatkan jaminan kebutuhan bahan makanan minimal untuk 10 hari ke depan. Tak hanya itu. Kampung di sekitarnya juga mendapatkan pengawasan ketat dari petugas kesehatan.

“Tentu dengan jaminan kehidupannya, kita menyiapkan minimal untuk 10 hari ke depan. Ada 315 KK yang akan diisolasi mandiri, mungkin kampung di sekitarnya juga akan dalam pengawasan ketat,” katanya.

Baca juga: Gunakan Mobil Boks, Pria Ini Bawa Ribuan Botol Miras ke Garut

Warga sempat protes

Ilustrasi virus coronaShutterstock Ilustrasi virus corona
Camat Cigedug Mia Herlina mengatakan warga kampung sempat protes  saat akan dilakukan isolasi mandiri.

Setelah dikomunikasikan bersama aparat desa, akhirnya warga secara sukarela mau mengikuti prosedur isolasi mandiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com