Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan di Pusaran Pandemi Corona, Bertahan Saat Finansial Keluarga "Lumpuh"

Kompas.com - 21/04/2020, 09:01 WIB
Rachmawati

Editor

Di antara kesulitan yang ia alami pada masa transisi bekerja dari rumah termasuk konsekuensi jaringan internet yang kurang stabil dan mekanisme penyampaian materi dari tatap muka menjadi online.

"Belum kendala-kendala di rumah. Kebetulan saya selain mengajar, dengan jadwal yang cukup padat, itu juga kan pendampingan empat anak dengan tiga jalur - SMP satu, dua di SD dan satu di TK, itu dalam satu waktu."

"Jadi benar-benar harus komunikasi ke anak dibangun bahwasanya mama dari rumah pun mengajar, sama seperti guru-guru di rumah mereka mengajar kalian. Lalu saya tetap koordinasi ke guru-guru anak saya kalau saya di rumah pun mengajar, jadi minta dispensasi waktu dalam pengumpulan tugas," kata Arniati.

Baca juga: Sri Mulyani, Rektor Perempuan Pertama Unsika, Dipilih Secara Online

Di sisi lain, Arniati mengatakan pandemi ini juga berdampak pada finansial keluarganya. Suaminya yang memiliki usaha percetakan kini hampir tidak menghasilkan sama sekali.

"Konsep keuangan yang biasa kita nabung, lagi nggak bisa nabung" kata Arniati.

Walupun demikian, ia mengatakan hal tersebut masih bisa ditangani.

"Karena kita juga bukan tipikal keluarga yang konsumtif. Jadi memang dari sebelum wabah sudah biasa hidup hemat. Jadi ketika sekarang benar-benar hemat, ya udah kita rasakan dari sebelumnya," katanya.

Baca juga: Pemprov DKI Upayakan 323.224 Pekerja yang Di-PHK dan Dirumahkan Dapat Kartu Prakerja

Finansial keluarga 'lumpuh'

Petugas pos menata logistik bantuan sosial untuk warga yang terdampak perekonomiannya akibat COVID-19 di Kantor Pos, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/4). Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyalurkan bantuan sosial (bansos) senilai Rp500 ribu bagi warga yang berpenghasilan rendah dan termasuk miskin baru akibat pandemi COVID-19, khususnya di zona merah persebaran yaitu Bogor, Depok, dan Bekasi. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya Petugas pos menata logistik bantuan sosial untuk warga yang terdampak perekonomiannya akibat COVID-19 di Kantor Pos, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/4). Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyalurkan bantuan sosial (bansos) senilai Rp500 ribu bagi warga yang berpenghasilan rendah dan termasuk miskin baru akibat pandemi COVID-19, khususnya di zona merah persebaran yaitu Bogor, Depok, dan Bekasi.
Bagi Neneng Nurhayati, pandemi Covid-19 tidak saja mengancam kesehatannya, tapi juga ekonomi keluarga dan kesehatan janin yang dikandungnya.

Dua pekan lalu, Dicky Nurdiansyah, suami Neneng, dipecat dari pekerjaannya sebagai petugas pelayan kebersihan di sebuah mall terbesar di Kota Bandung, Jawa Barat.

Perusahaan penyalur jasa kebersihan tempat Dicky bekerja beralasan tidak mampu lagi membayar pegawai seiring dengan ditutupnya sejumlah mal.

Baca juga: Pekerja Kena PHK dan Dirumahkan di Jakarta Diminta Daftar Ulang Kartu Prakerja

Dicky pulang ke rumah tanpa membawa uang kompensasi atau bahkan pesangon sepeser pun. Kehidupan keluarganya dirasakan lumpuh.

"Benar-benar lumpuh. Gak bisa (dapat) penghasilan, gak ada. Yah buat makan sehari-hari juga pinjam ke saudara," ungkap Dicky saat dihubungi melalu telepon, Kamis (16/4/2020) pada BBC News Indonesia.

Dicky bukan satu-satunya korban PHK selama masa pandemi.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat mencatat sebanyak 5.047 buruh terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK. Selain itu, sebanyak 34.365 pekerja di Jabar diliburkan dan 14.053 orang dirumahkan. Data tersebut tercatat hingga 5 April 2020.

Baca juga: Musim PHK, Perusahaan Ini Justru Akan Rekrut 50.000 Pekerja

Pemecatan para suami bisa jadi menimbulkan beban yang lebih berat bagi para isteri. Seperti yang dirasakan Neneng. Apalagi, perempuan 28 tahun itu sedang mengandung anak kedua dengan usia kehamilan lima bulan.

Neneng harus memutar otak untuk menyiapkan makanan bagi keluarga.

"Siapa orangtua yang yang gak mikirin gizi (buat anaknya). Cuma... (Neneng berhenti, terdengar isakan) saya jadi pengen nangis. Cuma keadaan kayak gini, gimana yah, boro-boro mikirin gizi, buat bisa makan doang juga Alhamdulillah banget," ungkap Neneng sambil terisak.

Baca juga: Total 1,9 Juta Pekerja Di-PHK dan Dirumahkan akibat Pandemi Virus Corona

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com