Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Murid, Guru Ujang Keliling 6 Kampung untuk Bantu Belajar di Rumah, Ini Kisahnya

Kompas.com - 19/04/2020, 16:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Agar para muridnya tetap bisa belajar di tengah wabah corona, Ujang Setiawan Firdaus, guru kelas V di SDN Purbayani 1 Kecamatan Caringin, Garut, rela mendatangi rumah muridnya yang tersebar di 6 kampung. 

Menurut Ujang, ada 45 murid yang dia datangi. Sayangnya, sebagian besar dari mereka mengalami kendala dalam jaringan internet atau tayangan program TVRI.

“Di kampung mah siaran TVRI tidak bisa diterima. Memang rata-rata orangtuanya punya HP, tapi saat dicoba, banyak yang tidak mengerti, kecuali siswa SMA,” kata Ujang saat dihubungi, Jumat (17/4/2020) sore.

Baca juga: Kisah Guru Berkeliling 6 Kampung, Bantu Murid Belajar di Rumah

Ujang menceritakan, hal itu dilakukannya sejak ada penerapan belajar di rumah oleh pemerintah pusat karena wabah corona.

Semenara itu, menurut Ujang, siswa yang dia datangi adalah siswa kelas V, jumlahnya sekitar 45 orang.

Lalu, saat di rumah siswa, Ujang mengajar materi pelajaran dan memberi tugas atas inisiatif sendiri.

“Jadi kalau di satu kampung ada dua orang, mereka dikumpulkan di rumah salah satu siswa yang orangtuanya siap dan rumahnya cukup luas,” kata Ujang.

Baca juga: 4 Hal Penting di Balik Fenomena Banyak Cacing Keluar dari Tanah di Solo

 

Menurut Ujang, kegiatan belajar mengajar di rumah siswa tersebut paling lama sekitar satu jam. 

“Lama mengajar paling lebih dari satu jam, menjelaskan materi, memberikan soal yang harus dikerjakan dirumah, enaknya, yang ngajar disuguhan kopi,” kata Ujang sambil tertawa.

Seperti beritakan sebelumnya, Ujang berkeliling setiap hari di rumah muridnya yang tersebar di 6 kampung di Desa Purbayani, Kecamatan Caringin.

Jarang terjauh yang dia tempuh sekitar 4 kilometer. Ujang pun mengaku tak alami kendala saat perjalanan. 

“Jarak kampung yang paling jauh dari rumah, paling sekitar 4 kilometer. Jalannya juga sudah lumayan bagus, bisa dilewati kendaraan,” kata Ujang.

Sementara itu, Ujang mengakui, perjalanan tersebut membutuhkan biaya tambahan, antara lain untuk bensin dan fotokopi materi pembelajaran.

Namun, pengorbanan itu seakan sirna setelah melihat semangat para muridnya belajar.

“Mereka sangat semangat, jadi mereka rindu sama guru dan sekolahnya juga setelah lama tidak sekolah,” kata Ujang.

(Penulis: Kontributor Garut, Ari Maulana Karang | Editor: Abba Gabrillin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com