KOMPAS.com - Kasus meninggalnya seorang laki-laki berusia 48 tahun di Kampung Malang Nengah, Kecamatan Ciseeng, Bogor, Jawa Barat, gegerkan warga sekitar.
Pasalnya, akibat Dinkes telat menyampaikan informasi mengenai status korban bersangkutan, keluarga melakukan proses pemakaman secara mandiri.
Bahkan, warga sempat ikuti tahlilan yang digelar oleh pihak keluarga korban.
Awalnya, warga mengira almarhum yang meninggal pada Jumat (3/4/2020) itu karena dikira penyakit jantung.
Karena tidak ada informasi terkait status korban, proses pemakaman oleh keluarga juga dilakukan secara mandiri tanpa menggunakan SOP Covid-19.
Dengan alasan itu, warga tak menaruh curiga saat mengikuti acara tahlilan yang digelar keluarga korban selama 7 hari.
"Informasi awalnya almarhum ini sakit jantung dan memang sejak awal tidak ada SOP Covid-19 pemakaman. Makanya warga tetap ikutan tahlilan karena menganggapnya (meninggal) sakit jantung," ungkap Sekretaris Kecamatan Ciseeng, Heri Isnandar ketika dihubungi Kompas.com, Senin (13/4/2020).
Namun tak disangka, seminggu kemudian setelah proses pemakaman dan tahlilan telah di lakukan, Dinkes mengumumkan bahwa warga yang meninggal tersebut dinyatakan positif corona.
Mengetahui informasi tersebut, warga setempat heboh. Terlebih, sebelumnya sempat mengikuti acara tahlilan di rumah keluarga korban.
"Warga memang benar-benar tidak tahu (almarhum positif) karena Dinkes tidak cepat menginformasikan hasilnya, usai tahlilan itu ada kabar hasil swab positif. Pada galau (cemas) tuh warga jadi untuk menenangkannya kita lakukan imbauan isolasi mandiri," ucapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.