Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sang Perawat Itu Telah Pergi

Kompas.com - 11/04/2020, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

Selain penggunaan pita hitam, perawat di Jawa Tengah juga diinstruksikan agar tetap memberikan pelayanan kesehatan terbaik untuk masyarakat.

“Kami menginstruksikan seluruh perawat di Jawa Tengah untuk tetap memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat dengan semangat tulus dan ikhlas, mengutamakan keselamatan masyarakat sesuai dengan doktrin dan sumpah profesi perawat Indonesia di tengah keterbatasan sarana dan prasarana yang ada saat ini” kata Ketua DPW PPNI Provinsi Jawa Tengah Edy Wuryanto.

Baca juga: Jenazah Perawat Positif Corona di Semarang Sempat Ditolak, Fobia Warga Dianggap Berlebihan

Sementara itu DPP PPNI Pusat sangat menyayangkan adanya stigmatisasi negatif yang dilakukan oleh sejumlah orang terhadap perawat RSUP dr Kariadi yang merupakan perawat garis depan dalam upaya melawan pandemi virus corona.

“Kami tegaskan bahwa jenazah almarhum NK dipastikan telah dilakukan perawatan dan pemulasan jenazah sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditentukan. Jadi tidak beralasan untuk menolak, memberikan stigma negatif yang berlebihan kepada almarhum sejawat kami yang telah gugur sebagai pahlawan kemanusiaan,” ujar Harif Fadhillah, Ketua DPP PPNI Pusat dalam siaran pers yang diterima Kompas.com,Jumat (10/04/2020).

Baca juga: 10 Perawat Pasien Covid-19 Meninggal Dunia, 9 PDP, 1 Positif

Diduga ada pasien yang tak jujur

Hingga Kamis (9/4/2020) ada sepuluh perawat pasien Covid-19 di berbagai rumah sakit di Indonesia yang meninggal dunia.

Data tersebut disampaikan Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

"Kami berduka cita atas wafatnya sepuluh anggota perawat dalam tugas kemanusiaan sampai hari ini," kata Ketua DPP PPNI Harif Fadhillah di Jakarta, dikutip dari Antara.

Harif mengatakan dari sepuluh anggota PPNI yang wafat itu, satu di antaranya telah dinyatakan positif tertular COVID-19 atas nama Ninuk Dwi.

Baca juga: Ini Cerita Rubiyati, Pasien Positif Corona yang Rela Bantu Perawat Mengepel di Ruang Isolasi

"Yang kami tahu sembilan perawat yang wafat berstatus terakhir PDP, karena hasil laboratorium tidak dapat kami akses, kecuali keluarga dan rumah sakit," kata dia.

Sementara itu Ketua DPW PPNI Jateng, Edy Wuryanto mengatakan tenaga medis merupakan garda terdepan yang paling rawan terpapar corona atau Covid-19.

Sebab, mereka melakukan kontak langsung terhadap pasien yang bersangkutan.

"Kerawanan paling tinggi itu adalah tenaga kesehatan yang tidak ada di ruang isolasi. Kalau di ruang isolasi, mereka sudah sadar sehingga memakai alat pelindung diri. Kalau di bagian lain, APD-nya hanya secukupnya, jadi rawan terpapar," jelasnya.

Baca juga: Saran Perawat yang Sembuh dari Corona: Kalau Divonis Positif, Enggak Perlu Takut dan Stres

Ia juga mendesak agar pemerintah untuk lebih serius memperhatikan keselamatan perawat melalui penyediaan APD yang sesuai standar.

Menurutnya tidak semua perawat mengetahui pasien yang ditangani tersebut masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP) atau orang dalam pengawasan (PDP).

"Perawat yang meninggal tersebut, bekerja di bagian geriatri. Seharusnya jauh dari pasien ODP atau PDP, tapi ada pasien yang masuk dan tidak jujur sehingga perawat terpapar," katanya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Riska Farasonalia, Nur Rohmi Aida, Dian Ade Permana | Editor: Khairina, Rizal Setyo Nugroho, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com