Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Keluarga Bongkar Plastik Jenazah PDP Virus Corona, Sempat Umrah dan Hasil Tes Belum Keluar

Kompas.com - 26/03/2020, 11:15 WIB
Rachmawati

Editor

Plastik dibuka paksa

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dr Rabiul Awal mengatakan jenazah pasien telah dibungkus plastik kedap di rumah sakit.

Selain itu pihak keluarga juga tak boleh mendekat apalagi melihat jenazah.

Namun ia mengatakan pihak keluarga nekat membuka plastik.

"Sebenarnya, dari rumah sakit sudah dibungkus plastik, tapi keluarga membuka plastik itu. Perlakuan kepada jenazah itu dengan standar Covid-19, yang memandikan pun harus memakai APD dilakukan oleh tenaga medis langsung," ujar dia.

Baca juga: Satu PDP Corona di RS Bahteramas Sultra Meninggal

Rabiul Awal mengatakan ia telah melihat video sejumlah keluarga pasien di rumah duka di Kolaka melakukan kontak yang erat dengan jenazah.

Ia menyayangkan sikap keluarga yang tidak mematuhi prosedur pemulasaran jenazah dengan standar korban terinfeksi Covid-1 seperti yang ditetapkan WHO, meski pasien berstatus PDP.

Sementara itu suami pasien, sudah diambil sampel tenggorokan untuk tes virus corona. Hal tersebut dilakukan karena suami korban kontak erat dan ikut mengurus selama di rumah sakit.

Baca juga: 3 Warga Sultra Positif Virus Corona, Kondisinya Baik

Hasil tes belum keluar

Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus corona
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dr Rabiul Awal mengatakan pihaknya masih menunggu hasil uji swab yang telah dikirim ke Jakarta.

Untuk itu ia meminta agar masyarakat tidak berspekulasi.

"Belum positif Corona. Jadi, dia statusnya suspect corona atau terminologinya sekarang PDP. Korban sudah di-swab, hari Selasa kemarin dikirim ke Jakarta, kami menunggu hasilnya tiga sampai lima hari keluar," kata dr Wayon

Ia mengatakan jika positif, maka warga yang melayat otomatis masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP) dan wajib mengisolasi diri di rumah.

Baca juga: Bupati Konawe Minta Gubernur Sultra Stop TKA dari China

"Kalau positif, masuk kategori ODP, isolasi diri, utamanya yang kontak langsung. Jadi, sudah koordinasi antara Dinkes Kabupaten Kolaka maupun Provinsi untuk melakukan pendataan atau mencari warga yang datang melayat," tegas dia.

Sementara itu Dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah (Polda) Sultra, Komisaris polisi dr Mauluddin menuturkan pihak RSUD Bahteramas telah melakukan standar penanganan jenazah infeksi corona yakni dengan membungkus jenazah dengan pakaiannya, mengkafaninya lalu dibungkus plastik kedap.

Baca juga: Setelah Polda Sultra Keliru Sampaikan Informasi Kedatangan 49 TKA China...

"Maksudnya apa, supaya kuman ataupun cairan tubuh tidak berpindah ke orang lain. Sehingga diharapkan memang, pada saat penyerahan jenazah ini, keluarga tidak membuka lagi bungkus dari jenazah tersebut," ungkap dr Mauluddin.

Ia mengatakan sikap yang keluarga yang viral di media sosial akibat kurangnya pemahaman tentang penanganan pasien infeksi.

Baca juga: Update Virus Corona, Dinkes Sultra: 133 ODP dan 9 PDP

"Meski kami bisa pahami sebagai bentuk kasih sayang. Namun, dengan adanya virus dari orang ke orang atau dari jenazah ke orang, sehingga perlu masyarakat memahami sehingga tidak terjadi kembali jenazah disentuh, meski masih PDP, kami anggap sebagai jenazah infeksi," ujar dia.

Mauluddin menegaskan, dengan kondisi yang telah terjadi di Kolaka dapat dijadikan pembelajaran.

Ia pun mengajak seluruh masyarakat Sultra untuk tidak saling menyalahkan dan tetap saling menguatkan.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Kiki Andi Pati |Editor: Khairina, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com